Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks acuan Wall Street turun lebih dari 1,5% menutup perdagangan Jumat (3/4). Terseret lonjakan kasus kematian akibat virus corona dan laporan pekerjaan Amerika Serikat yang mengecewakan.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 360,91 poin atau 1,69%, menjadi 21.052,53, Indeks S&P 500 kehilangan 38,25 poin atau 1,51%, menjadi 2.488,65, dan Nasdaq Composite turun 114,23 poin atau 1,53% ke 7.373.08.
Wall Street membukukan penurunan mingguan ketiga dalam empat sesi. Dow Jones kehilangan 2,7% sepekan ini sementara S&P 500 turun 2,1%. Nasdaq berakhir pekan ini turun 1,7%.
Baca Juga: Wall Street falls as coronavirus shreds US payrolls
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan kematian di negara bagian itu naik 562 dalam 24 jam menjadi lebih dari 2.900 yang merupakan pertambahan kasus terbanyak saat ini.
Cuomo menambahkan kurva kasus positif terinfeksi virus corona yang terkonfirmasi "terus naik," tercatat ada lebih dari 100.000 kasus di negara bagian New York.
Menurut data dari Johns Hopkins University , ada lebih dari 261.000 kasus terinfeksi virus corona yang dikonfirmasi di AS dan lebih dari 6.600 kasus kematian akibat COVID-19. Secara global, lebih dari 1 juta kasus telah terkonfirmasi.
Di sisi lain, angka payroll AS jatuh ke 701.000 pada bulan Maret, menandai laporan pekerjaan terburuk sejak 2009, sementara tingkat pengangguran melonjak menjadi 4,4%.
Namun, laporan itu tidak menggambarkan sepenuhnya pukulan ekonomi dari wabah virus corona. Pasalnya, Kamis (2/4), Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim pengangguran melonjak dengan rekor 6,6 juta untuk minggu 27 Maret.
Baca Juga: Dow Jones dibuka jatuh lebih 100 poin setelah rilis data pekerjaan yang mengecewakan
Bahkan hilangnya 701.000 pekerjaan yang ditunjukkan oleh data Departemen Tenaga Kerja untuk bulan Maret tidak sepenuhnya menangkap kerusakan ekonomi akibat virus.
Tapi sajian data itu hanya sampai pada pertengahan Maret, di mana sebelum penutupan yang meluas di wilayah AS berujung lebih banyak warga yang tidak bekerja.
Penyebaran virus corona di seluruh dunia telah memaksa miliaran orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mendorong seluruh sektor ke jurang kehancuran, memicu PHK massal dan langkah-langkah dramatis oleh perusahaan untuk mengumpulkan uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News