Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa Wall Street ditutup menguat, Senin (16/10) waktu Amerika Serikat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bahkan mengukir rekor tertinggi baru.
Mengutip CNBC, indeks DJIA naik 85,24 poin atau 0,37% ke 22.956,96. Ini level penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Saham JPMorgan Chase memimpin dengan naik 2%. Saham Apple menguat 1,8%, setelah analis KeyBanc Capital Markets mengerek rekomendasinya menjadi overweigth di tengah proyeksi pendapatan akan membaik pada 2018.
Dua indeks lainnya juga sempat menyentuh rekor tertinggi intraday. Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,17% ke 2.557,64, didukung sektor telekomunikasi dan keuangan. Namun, koreksi sektor real estate dan perawatan kesehatan membatasi laju indeks. Sementara, Nasdaq ditutup naik 0,28% menjadi 6.624.
Sentimen pasar cukup positif di tengah antisipasi rilis kinerja keuangan kuartal ketiga Netflix. Musim laporan keuangan dimulai pekan lalu dengan JPMorgan Chase, Citigroup dan Bank of America telah merilis hasil cukup solid. Adapun, Goldman Sachs, Morgan Stanley, Verizon dan Honeywell termasuk yang akan merilis kinerja pada pekan ini.
"Minggu ini penting karena pasar mendapatkan laporan dari hampir setiap sektor, jadi investor akan mendapatkan gambaran bagus tentang kinerja perusahaan Amerika," kata Quincy Krosby, Kepala strategi pasar Prudential Financial, seperti dilansir CNBC.
Investor juga mengalihkan perhatian ke Washington, di mana Senat diharapkan memberikan suara terkait anggaran pemerintah pada pekan ini. Harapan investor terhadap reformasi pajak perusahaan meningkat baru-baru ini setelah Senat meloloskan anggaran US$ 4,1 triliun awal bulan ini.
"Dukungan untuk pasar berpusat pada perbaikan kondisi ekonomi di seluruh dunia dan pada ekspektasi keringanan pajak," kata Bruce Bittles, Kepala strategi investasi Baird.
"Dari perspektif aliran dana, reformasi pajak diharapkan memungkinkan kembalinya keuntungan dari luar negeri yang diperkirakan mencapai lebih dari US$ 2 triliun. Uang dari luar negeri bisa memberi modal untuk membeli kembali saham," lanjut Bittles.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News