Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Grand Kartech Tbk (KRAH) ingin memperbaiki kinerja keuangannya melalui bisnis industri infrastruktur pertambangan (mining infrastructure).
Direktur Utama PT Grand Kartech Tbk Kenneth Sutardja menilai bisnis tersebut akan berkembang positif di tahun 2018 karena mulai naiknya harga batubara.
"Sebenarnya industri mining infrastruktur bukan bisnis baru bagi kami, karena sektor ini pernah menjadi kontributor terbesar pendapatan KRAH tahun 2016," jelas Kenneth usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Kamis (28/6).
Langkah KRAH untuk kembali fokus terhadap industri mining infrastruktur merupakan strategi perusahaan akibat kelesuan yang terjadi pada tahun 2017.
Tahun lalu, KRAH mengalami penurunan penjualan sebesar 15,7% dibanding tahun 2016 dari Rp 312 miliar menjadi Rp 263 miliar. Penurunan ini menurut Kenneth disebabkan karena sejumlah faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan politik yang tidak kondusif.
Akibatnya KRAH mengalami kerugian hingga Rp 53,75 miliar, padahal tahun 2016 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 825,81 juta.
Komposisi pendapatan KRAH juga masih didominasi dari bisnis customized sebesar Rp 147,9 miliar, minyak dan gas Rp 46,6 miliar sedangkan energi sebesar Rp 41,1 miliar.
"Industri mining infrastruktur ini diharapkan mampu mendorong kontribusi customized kami menjadi sekitar 60% di tahun ini," tukas Kenneth.
KRAH mengelompokkan bisnis mining infrastruktur dalam bisnis customized. Pengelompokkan bisnis KRAH berdasarkan tujuan dari alat atau mesin yang dibuat.
Sementara bisnis lain seperti minyak dan gas serta energi diharapkan dapat berkontribusi masing-masing sebesar 12% dan 15% pada tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News