kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Dollar Australia masih tak berkutik


Senin, 05 Januari 2015 / 20:34 WIB
Dollar Australia masih tak berkutik
ILUSTRASI. Wisata petik jeruk di Bukit Ganjaran, Desa Wonoagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mata uang aussie belum mampu berbicara banyak di pekan awal 2015 ini. Rendahnya harga komoditas di pasar serta belum membaiknya perekonomian China, membuat nilai tukar AUD terhadap mata uang dunia lainnya masih lemah.

Mengutip Bloomberg, Senin (5/1), pukul 17.45 WIB, pasangan AUD/USD bergerak turun 0,15% dari hari sebelumnya menjadi bergulir di level 0,8077. Begitupun dengan pasangan AUD/JPY yang juga merosot 0,30% ke level 97,18. Sedangkan EUR/AUD juga terpeleset 0,44% ke level 1,4771 dari hari sebelumnya.

Menurut Nanang Wahyudin, Analis SoeGee Futures, pasangan AUD/USD melemah karena efek dari harga komoditas yang ambruk. Tentu juga tidak lepas dari perekonomian China yang masih belum membaik.

“Sebagai mata uang yang berdiri di antara harga komoditas dan perekonomian China, jelas aussie masih sedang kesulitan,” jelas Nanang. Belum ada sentimen positif yang mampu mendorong laju AUD.

Sementara di sisi lain, USD saat ini masih dalam performa yang bagus. Disaat major currency lainnya sedang terhambat, USD tetap melaju. “Dari sisi prospek kebijakan moneter juga begitu. AS masih jadi satu-satunya negara yang berpeluang menaikkan tingkat suku bunga,” papar Nanang. Keadaan ini jelas kontras dengan negara lain yang kebanyakan sedang berupaya menggelontorkan stimulus untuk menyelamatkan perekonomiannya.

“Hari ini tekanan terhadap AUD masih ada, terutama karena pasar sedang menantikan FOMC Minutes pada Rabu (7/1),” tambah Nanang. Dalam jangka pendek, aksi bargain hunting dapat terjadi dan mendukung rebound bagi AUD. Begitupun dengan peluang rebound technical yang terbuka bagi pasangan ini.

Pergerakan lemah AUD juga terjadi terhadap JPY. Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan bahwa sentimen negatif membayangi langkah aussie.

Data PMI Manufaktur China yang dirilis pekan lalu, yang hanya mampu menyentuh level 50,1 atau dibawah data manufaktur bulan Desember 2014 lalu yang mencapai level 50,3. Sehingga perekonomian China yang buruk ikut menyeret serta AUD.

Jepang sendiri belum memiliki sentimen baru yang mampu mempengaruhi pergerakannya di pasar. “Data-datanya masih yang lama bahwa perekonomian Jepang juga masih buruk dan membutuhkan stimulus untuk memperbaiki keadaan,” papar Ariston.

Pelemahan pasangan AUD/JPY masih akan berlanjut hingga hari ini. Walaupun kecendrungan baik secara fundamental maupun teknikal mengarah pada sideways. ‘Tinggal lihat, mana yang tembus duluan harga bawah di 96,79 sehingga AUD akan kembali turun, atau tembus harga atas di 97,52 sehingga AUD bisa rebound. Tergantung pembukaan di pagi ini,” kata Ariston.

Sepekan ke depan banyak data yang akan mempengaruhi pergerakan AUD. Sehingga peluang AUD untuk kembali rebound atas JPY terbuka. “Jika defisit neraca perdagangan aussie berkurang, AUD bisa rebound,” tambah Ariston. Saat ini data neraca perdagangan Australia diprediksi akan defisit 1,59 miliar dollar. Masih jauh lebih besar dari defisit di bulan November yang hanya 1,32 miliar dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×