Reporter: Sanny Cicilia, Asep Munazat Zatnika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Di tengah panasnya gejolak di Timur Tengah, selera pelaku pasar menjajal risiko ikut tergerus. Berbagai instrumen investasi safe haven semakin diburu pasar.
Bukan hanya emas, mata uang semacam dollar Amerika Serikat (AS), yen, dan swiss franc (CHF) juga banyak diminati investor. Ketiganya pun menguat terhadap valuta utama lain, seperti euro dan dollar New Sealand (NZD).
"Dari ketiganya, dollar AS masih menjadi pilihan utama investor," kata Herry Setyawan, Analis Indosukses Futures. Indeks dollar menunjukkan penguatan ke level 78.294, dibanding sehari sebelumnya, di level 77,689.
Ibrahim, General Manager Harvest International Futures mengatakan, dollar AS memiliki syarat safe haven yaitu kondisi geo sosial politik negara yang cukup baik. "Fundamental Swiss memang relatif stabil dan bagus, tetapi pertumbuhan ekonomi AS juga menjanjikan," ujar dia.
Sedangkan kelebihan yen adalah keberadaan Pemerintah Jepang yang sering melakukan intervensi agar pergerakan yen stabil. "Namun, keputusan Moody's menurunkan peringkat utang Jepang membawa sentimen negatif terhadap yen," kata Herry.
Kondisi ketiga negara ini juga diuntungkan kondisi Eropa yang masih berputar dengan krisis utang. NZD melemah setelah gempa 6,3 SR mengguncang Christchuch.
Pasangan EUR/USD melemah ke level 1,3564, dibanding sehari sebelumnya 1,3709. Pairing EUR/JPY melemah ke 112,53, setelah sehari sebelumnya ada di posisi 113,73.
Pasangan NZD/USD dan NZD/JPY diperdagangkan di harga terendah dalam tiga bulan terakhir di posisi masing-masing 0,7489 dan 62,42.
Baik Herry maupun Ibrahim yakin, dollar AS masih dalam tren baik dalam jangka menengah didukung optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News