Reporter: Febrina Ratna Iskana, Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap beberapa mata uang dunia. Pernyataan The Fed setelah rapat dua hari memutuskan untuk meneruskan stimulus moneter, membuat the greenback, sebutan dollar AS menjadi makin tidak bertenaga.
Mengutip Bloomberg, Kamis (31/10) pukul 17.38 WIB, pasangan AUD/USD menguat tipis 0,25% menjadi 0,9508 dari sehari sebelumnya. Pasangan USD/JPY terkoreksi 0,29% menjadi 98,22 namun pairing EUR/USD melemah 0,55% menjadi 1,3660.
The Fed menyatakan akan meneruskan stimulus dalam bentuk pembelian obligasi bulanan sebesar US$ 85 miliar dalam pertemuan Rabu (30/10). Namun, The Fed menyatakan stimulus akan dikurangi jika ekonomi sudah membaik.
Pejabat The Fed menyatakan, aktivitas ekonomi AS dan kondisi ketenagakerjaan mengalami peningkatan. Ini membuat dollar AS sedikit rebound. "Tapi tren pergerakan dollar AS masih lemah seiring The Fed tetap melanjutkan stimulus moneter," ujar Eric Viloria, analis mata uang Gain Capital Group LLC kepada Bloomberg.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo menyatakan, untuk pasangan AUD/USD, dollar Australia terangkat oleh data-data ekonomi domestik Australia yang positif. Angka izin mendirikan bangunan di Australia yang sebelumnya hanya di ekspektasi naik sebesar 2,7% ternyata mampu meningkat hingga 14,4% di September dibanding bulan sebelumnya.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, pada pasangan USD/JPY, selain dollar AS tertekan oleh pernyataan The Fed, yen Jepang ditopang oleh rilis indeks manufaktur Jepang di Oktober yang masih menunjukkaan pertumbuhan.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures bilang, pelemahan EUR/USDterjadi karena aksi ambil untung. Selain itu, data pengangguran di zona Eropa yang naik di September, membuat euro tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News