Reporter: Marantina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melandai. Penyebabnya, ekspektasi pasar terhadap penurunan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) yang terbaru.
Jika spekulasi itu terwujud, terbuka kemungkinan Federal Reserves (The Fed) melanjutkan kebijakan moneter yang longgar untuk memulihkan ekonomi Negeri Paman Sam.
Dollar AS melemah terhadap 13 valuta utama, Kamis pukul 11:44 WIB, Pasangan EUR/USD naik 0,4% menjadi 1,2571. Sedang USD/JPY melorot menjadi 79,41.
Hasil survei pasar Bloomberg, CPI di AS kemungkinan turun 0,2% selama Mei dibanding bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Desember 2008.
“Tidak ada data ekonomi yang bisa menjadi alasan untuk memegang dollar AS,” ujar Kit Juckes, Head of Foreign-Exchange Research Societe Generale SA.
Dollar AS rentan karena muncul ekspektasi The Fed akan memutuskan kelanjutan pelonggaran kebijakan moneter dalam rapatnya, minggu depan. "Penurunan angka pekerja dan pelemahan ekonomi saat ini masih jadi fokus the Fed," Marito Ueda, Senior Managing Director FX Prime Corp di Tokyo.
Apressyanti Sentauri, analis Bank BNI, menambahkan, data ekonomi AS yang kurang baik mendukung penguatan euro terhadap the greenback. "Namun ada kecenderungan para investor hanya memegang dollar AS, sampai ada keputusan dari hasil pemilihan anggota legislatif Yunani," tutur dia.
Namun penguatan euro dinilai cuma sementara. Para analis menilai, dollar AS masih bullish dalam jangka pendek dan cenderung konsolidasi terhadap Yen Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News