Reporter: Dina Farisah, Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang utama. Tanda-tanda perlambatan ekonomi di Asia dan Eropa mendorong permintaan untuk aset aman, seperti dollar AS.
Namun terhadap euro, USD relatif tertekan. Euro mendapat angin segar dari hasil stress test perbankan Spanyol yang direspon positif oleh pasar. Stress test itu menunjukkan defisit modal perbankan Spanyol lebih rendah daripada estimasi terdahulu. itu meningkatkan kepercayaan para pemodal bahwa jalan keluar zona euro dari krisis, semakin jelas.
Pasangan EUR/USD, kemarin, menguat 0,22% menjadi 1,2888 dibanding sehari sebelumnya. Terhadap yen Jepang, dollar AS menguat tipis 0,01% menjadi 77,97. Sedangkan pairing AUD/USD melemah 0,16% menjadi 1,0361.
"Prospek ekonomi global telah menjadi semakin tidak menentu, memburuknya sentimen pasar. Investor membeli mata uang safe haven seperti dollar dan yen," kata Kengo Suzuki, ahli strategi mata uang di Tokyo di Mizuho Securities Co. kepada Bloomberg.
Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures, mengatakan, pidato pimpinan The Federal Reserve (The Fed), Ben Bernanke, mengenai data manufaktur AS, Senin malam (1/10), akan menentukan arah pergerakan dollar AS. Pasar memperkirakan, indeks manufaktur terbaru AS akan membaik. Saat ini, indeks data manufaktur AS berada di level 49,6 dan diperkirakan akan mencapai 50.
Tonny Mariano, Analis Harvest International Futures, menambahkan, terhadap euro, dollar AS cenderung melemah. Alasan dia, data Eropa juga menunjukkan perbaikan. Hal itu dibuktikan dengan menurunnya tingkat pengangguran dan aktivitas manufaktur di Italia yang membaik.
Pengangguran Italia tergolong stabil, tercermin dari indeks yang tetap 10,7. Data itu lebih baik daripada perkiraan awal, yaitu 10,8. Sementara data manufaktur Italia juga membaik dari 43,6 menjadi 45,7. Selain itu, stimulus dari The Fed masih akan membuat dollar AS tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News