kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS dibayangi harga minyak dunia


Selasa, 17 Mei 2016 / 09:30 WIB
Dollar AS dibayangi harga minyak dunia


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski sempat terkoreksi, prospek harga minyak tetap positif dengan dukungan tren pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Jumat (6/5) kontrak harga minyak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,77% ke  US$ 44,66 per barel. Sementara dalam sepekan terakhir, harga minyak tergerus 2,7%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra menjelaskan, penguatan harga minyak pada akhir pekan didukung kebakaran kilang minyak di Kanada. Kebakaran terburuk dalam sejarah ini menyebabkan perusahaan minyak menutup produksi.

Suncor Energy Inc., Royal Dutch Shell Plc dan Husky Energy Inc. adalah perusahaan yang menutup pabrik atau mengurangi produksi. Royal Bank Of Canada menyatakan, imbasnya produksi minyak berkurang 1 juta barel.

Produksi minyak Kanada mencapai 2,6 juta barel per hari. "Isu kebakaran Kanada sempat mengangkat minyak ke US$ 46 per barel," ujar Agus.

Di samping itu, data Energy Information Administration yang menyebut angka produksi minyak AS menurun sebesar 113.000 barel menjadi 8,83 juta barel per hari dan menjadi penurunan terbesar sejak Agustus 2015.

Walaupun begitu, produksi minyak OPEC bulan lalu tetap tinggi, mencapai 33,22 barel per hari. Itu setelah Irak menaikkan output sebesar 160.000 barel, sementara Iran menggenjot hingga 300.000 barel per hari ke level tertinggi sejak Desember 2011.

Koreksi jangka pendek

Selain itu, menurut Analis PT Central Capital Future Wahyu Tri Wibowo, koreksi harga minyak di sepekan terakhir terjadi karena dollar AS menguat akibat mengantisipasi data tenaga kerja AS.

Nah, pertemuan OPEC pada bulan Juni mendatang disebut-sebut tidak akan membahas pembatasan produksi. Karena harga si emas hitam tersebut sudah kembali terangkat.

Dengan dukungan setumpuk sentimen positif itu, Wahyu optimistis, harga minyak mencapai  US$ 60 per barel tahun ini. Sementara Agus memprediksi, jika minyak kembali diterpa sentimen negatif, harga kembali terjun ke US$ 30 per barel.  Meski masih dalam tren bullish, Agus melihat harga minyak mulai dibayangi koreksi jangka pendek. 

Secara teknikal Wahyu melihat harga minyak bergerak di atas moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. Indikator relative strength index (RSI) berada di level 57,74 dan stochastic di level 68,51. Sementara indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif 1,561.

Senin (9/5) Wahyu memperkirakan, harga minyak akan menguat di kisaran US$ 42,8 - US$ 47,0 per barel. Sedangkan Agus memprediksi, harga minyak akan melemah di kisaran US$ 43,15 - US$ 46,00 per barel pada Senin (9/5).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×