Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) memasuki tren melemah, rupiah berhasil berbalik menguat pada perdagangan Jumat (22/6). Namun, analis memproyeksikan penguatan rupiah masih terbatas karena pelaku pasar masih merespon hawkish keputusan The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan.
Mengutip Bloomberg di pasar spot rupiah tercatat menguat 0,11% menjadi Rp 14.086 per dollar AS. Sementara, valuasi mata uang Garuda di kurs tengah Bank Indonesia tercatat masih melemah tipis 0,09% ke level Rp 14.102 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakann rupiah menguat karena dollar AS memasuki tren melemah setelah merespon data mayoritas kawasan Eropa yang positif. Tercatat, data service PMI Paris dirilis lebih tinggi dari data bulan sebelumnya dan perkiraan pasar di level 56,4. Begitu pun dengan data service PMI Jerman yang juga tumbuh jadi ke level 53,9. Selanjutnya, data flash service PMI ikut tumbuh di level 55.
"Data ekonomi Eropa yang menguat membuat mata uang negara tersebut menguat dan membuat dollar AS serentak melemah terhadap mata uang utama, sehingga menguntungkan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah," kata Josua, Jumat (22/6).
Sementara, data ekonomi AS dirilis cenderung tak kompak positif.
Selain itu, keputusan organisasi negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk meningkatkan produksi minyak mentah yang membuat harga minyak melonjak juga turut menekan permintaan akan dollar AS dan membuat dollar melemah.
"Harga minyak yang naik turut jadi salah satu yang mempengaruhi dollar melemah," kata Josua.
Dollar makin tak berdaya di hadapan rupiah karena dari dalam negeri, peran BI di pasar untuk melakukan stabilisasi juga masih dilakukan, tak heran bila rupiah bisa menguat.
Namun, Josua memproyeksikan penguatan rupiah masih akan terbatas dan sepekan ke depan diperkirakan pergerakan rupiah belum akan signifikan. "Meski dollar AS dalam tren melamah tapi pasar masih merespon hawkish-nya The Fed setelah keputusan FOMC, sehingga pasar masih merespon optimis dari kenaikan The Fed," kata Josua.
Pada perdagangan pekan depan, Josua memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.000 per dollar AS-Rp 14.200 per dollar AS. Sementara, untuk Senin (25/6) rupiah begerak di kisaran Rp 14.000 per dollar AS-Rp 14.150 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News