Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dollar AS berhasil mengungguli mata uang euro setelah tiga hari beruntun dalam tekanan. Mengutip Bloomberg, Kamis (11/8) pukul 18.26 WIB, pasangan EUR/USD tergerus 0,23% ke level 1,1150 dibanding sehari sebelumnya.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano memaparkan, data Non Farm Payroll Amerika Serikat (AS) yang dirilis akhir pekan lalu sempat menguntungkan nilai tukar USD. Namun pada awal pekan ini USD kembali terkoreksi lantaran muncul spekulasi The Fed masih akan menahan suku bunga tahun ini.
Apalagi, tampilan data ekonomi AS seperti tingkat produktivitas sektor non pertanian serta biaya tenaga kerja masih mengecewakan. "Setelah USD melemah terhadap EUR dalam tiga hari terakhir, pelaku pasar mengunci keuntungan terlebih dahulu," paparnya.
Di sisi lain, mata uang EUR cenderung minim sentimen lantaran data ekonomi Eropa tidak memberi dampak signifikan terhadap pergerakan euro. Angka inflasi Perancis bulan Juli masih tetap di level minus 0,4% sesuai dengan prediksi.
Lalu data surplus neraca perdagangan Italia bulan Juni turun menjadi 4,66 miliar euro dari sebelumnya 5,03 miliar euro. "Data Eropa memang masih jelek, tetapi faktor utama yang menekan EUR adalah profit taking," lanjut Tonny.
Pada Kamis malam (11/8) AS akan merilis klaim pengangguran mingguan dengan prediksi naik menjadi 272.000 dari sebelumnya 269.000. Kemudian pada hari Jumat (12/8) Jerman akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 yang diperkirakan turun ke level 0,3% dari sebelumnya 0,7%. "Tren kenaikan pengangguran AS masih wajar di bawah 300.000 sedangkan turunnya pertumbuhan ekonomi Jerman bisa menekan EUR," kata Tonny.
Prediksi Tonny, EUR/USD masih dapat melanjutkan pelemahan pada akhir pekan. Pelaku pasar tetap berkeyakinan The Fed akan menaikkan suku bunga meski waktunya belum jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News