Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang Australian Dolar (AUD) cenderung menguat di tahun ini lantaran didorong oleh harga energi dan komoditas yang masih mengalami kenaikan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan Suku bunga bukan satu-satunya faktor yang mendukung penguatan mata uang, meskipun itu penting. Penurunan ASX200 juga menjadi pemicu penguatan AUD.
Sutopo menjelaskan Tiongkok adalah mitra dagang utama Australia, perkembangan apapun di Tiongkok akan membawa pengaruh pada mata uang Australian Dolar (AUD).
Baca Juga: Dolar AS Masih Bisa Menguat di Tengah Gelombang Kenaikan Suku Bunga
"Semakin banyak yang dilakukan otoritas Tiongkok untuk menstabilkan ekonomi dengan langkah-langkah fiskal, dan semakin sedikit mereka menggunakan mata uang yang lebih lemah untuk membantu, akan semakin baik untuk AUD," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id Jumat (26/8).
Sutopo menambahkan pergerakan besar yang mempengaruhi AUD berikutnya kemungkinan akan dipandu oleh reaksi dolar terhadap Jackson Hole. Menurut Sutopo dinamika pasar berubah setiap waktu, untuk saat ini tidak ada yang terlihat unggul karena beban inflasi yang tinggi pasca pandemi dan perang Eropa Timur.
Baca Juga: Mata Uang Pilihan di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi AS
"Harga energi dan komoditas akan memainkan peran penting bagi kekuatan mata uang negara produsen," ujarnya.
Sutopo menjelaskan AUD bersama Canadian Dolar (CAD) dan New Zealand Dolar (NZD) sebagai mata uang komoditas terlihat lebih stabil karena dukungan sumber alam. Selain itu, kemungkinan akan cenderung bertahan hingga akhir tahun, fluktuasi tentu akan terjadi namun ke 3 mata uang ini akan lebih bertahan dibanding mata uang yang sensitif terhadap resiko.
Sutopo memproyeksikan AUD/USD masih ada kemungkinan melemah ke US$ 0,6500, sedangkan AUD/IDR akan flat dengan pertahanan utama di angka 1,0000 atau Rp 10.318 per AUD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News