kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS menjadi safe haven berkinerja paling baik sepanjang tahun ini


Rabu, 21 Juli 2021 / 17:42 WIB
Dolar AS menjadi safe haven berkinerja paling baik sepanjang tahun ini
ILUSTRASI. Mata uang dolar AS.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) rupanya menjadi aset safe haven dengan kinerja paling baik sepanjang tahun ini. Merujuk Bloomberg, dolar AS (USD/IDR) secara year to date telah menguat 3,51% terhadap rupiah yang ditutup di level 14.543 per dolar AS pada Rabu (21/7). 

Kinerja dolar AS mampu mengungguli dua aset save hafen lainnya, yakni yen Jepang dan emas. Tercatat, JPY/IDR secara year to date justru terkoreksi 3,02%, sementara emas dunia telah melemah 4,68% pada periode yang sama.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, dolar AS pada tahun ini memang banyak didukung oleh katalis positif, tak mengherankan kinerjanya pun jadi moncer. 

Pertama, berdasarkan survei Reuters, pelaku pasar saat ini masih mengekspektasikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun nanti. 

Kedua, stimulus ekonomi maupun infrastruktur di AS masih jor-joran sehingga mendukung sentimen the Greenback. Ketiga, AS menjadi salah satu negara yang mendekati herd immunity dan berbagai data ekonominya sudah lebih baik dari ekspektasi pasar. 

Baca Juga: Rupiah diprediksi lanjut melemah pada Kamis (22/7), ini faktor pemicunya

“Di satu sisi, ketika ketidakpastian meningkat seperti belakangan ini seiring Covid-19 varian Delta yang merebak, safe haven yang dicari pelaku pasar adalah dolar AS. Hal ini seiring dolar AS jauh lebih likuid serta adanya ketiga faktor tadi yang mendukung prospek ke depan,” jelas Faisyal kepada Kontan.co.id, Rabu (21/7). 

Lebih lanjut, Faisyal menyebut, hal ini sekaligus menjadi penyebab lesunya kinerja emas. Walaupun ada ketidakpastian, emas justru tidak jadi pilihan sehingga dengan sendirinya harganya berada dalam tren koreksi sejak awal tahun. 

Sementara franc Swiss yang juga kerap kali disebut menjadi aset safe haven dinilai Faisyal kurang dilirik pasar. Penyebabnya adalah mata uang Swiss ini justru memiliki volatilitas yang rendah, sehingga potensinya pun dianggap kurang menarik. Di satu sisi, minimnya berita ekonomi dari Swiss juga membuat franc tidak bergerak signifikan

Memasuki sisa tahun ini, Faisyal memperkirakan dolar AS masih akan mempunyai prospek paling menarik dibanding aset safe haven lainnya. Salah satu yang harus diperhatikan adalah hasil pertemuan The Fed minggu depan. 

“Apabila terdapat sinyal-sinyal soal kenaikan suku bunga acuan dari pejabat The Fed atau soal pengurangan pembelian obligasi, dolar AS akan berlari sendirian pada sisi tahun ini. Apalagi, belakangan pandemi Covid-19 juga memburuk di berbagai negara, dolar AS akan makin dicari,” imbuh Faisyal.

Namun, ia juga melihat ada potensi kebangkitan emas pada sisa tahun ini jika ternyata AS kembali kewalahan menghadapi penyebaran Covid-19. Sementara untuk yen Jepang dinilai masih akan cukup tertekan. Jepang saat ini masih berkutat dalam menghadapi penyebaran Covid-19, selain itu sikap BoJ yang masih ragu-ragu untuk ambil keputusan juga tidak banyak membantu.

Oleh karena itu, ia melihat investor bisa melirik dolar AS ketika memang membutuhkan aset safe haven pada sisa tahun ini. 

Faisyal memperkirakan, pada akhir tahun nanti, pasangan USD/IDR akan berada pada kisaran Rp 15.000 - Rp 16.000 per dolar AS.

Selanjutnya: Tak bertenaga, rupiah Jisdor melemah ke Rp 14.554 per dolar AS pada hari ini (21/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×