Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menunda rencana akuisisi memiliki tambang batubara lantaran ingin fokus mengembangkan bisnis intinya.
Rani Sofjan, Direktur Delta Dunia menuturkan, DOID ingin mengembangkan bisnis kontraktor yang dijalankan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).
"Penjajakan akuisisi sih terus dilakukan, tapi sepertinya tidak di tahun ini karena kami ingin fokus ke BUMA," kata Rani, Jumat (18/1). Keputusan ini menjadi revisi atas rencana strategis DOID di tahun lalu.
Sebelumnya, manajemen DOID mengatakan tengah mencari peluang menggarap bisnis hulu dengan jalan akuisisi tambang batubara. Kualifikasi tambang yang diincar DOID antara lain memiliki cadangan batubara 20 juta ton - 50 juta ton. DOID bahkan sempat akan merealisasikan rencana akuisisi satu tambang batubara itu. Namun, rencana tersebut batal karena kualifikasinya tidak sesuai.
Selain menunda rencana akuisisi, DOID juga tidak akan giat ekspansi. Ini terlihat dari rencana DOID mengurangi belanja modal alias capital expenditure (capex) di 2013.
"Kami belum bisa kasih jumlahnya tapi yang jelas akan turun signifikan dari 2012 karena ekspansinya sudah banyak dilakukan tahun lalu," kilah Rani. Sepanjang 2012, DOID memang mengucurkan capex terbilang besar yaitu senilai US$ 300 juta.
Mayoritas capex digunakan untuk membeli alat berat untuk operasional BUMA. Di 2012, target produksi batubara BUMA sebanyak 36,4 juta-38,2 juta ton, lebih tinggi 5%-10% dibandingkan produksi 2011 yang ditaksir mencapai 34,7 juta ton.
Hal itu seiring dengan kenaikan proyeksi volume pengelupasan lapisan tanah (overburden removal). BUMA memproyeksikan, volume overburden removal sebanyak 367,4 juta-384,1 juta bank cubic meter (bcm) di 2012. Target tersebut naik 10%-15% dibandingkan volume overburden removal tahun 2011 sebesar 334 juta bcm.
Target tersebut akan diperoleh dari 15 klien pertambangan batubara. Diantaranya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Berau Coal Enerby Tbk (BRAU) dan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
BUMA juga mendapatkan perpanjangan kontrak dengan PT Perkasa Inakakerta untuk overburden removal sebanyak 261 juta bcm dan pengangkutan batubara sebanyak 29 juta ton di awal tahun ini.
BUMA bisa mendapat dana US$ 820 juta untuk kontrak yang berakhir 2017. Sayang, Rani masih enggan mengungkapkan perolehan produksi maupun kinerja keuangan di tahun lalu.
DOID pada kuartal III 2012 menderita rugi selisih kurs DOID Rp 429,47 miliar. Namun, Rani tidak mau berkomentar mengenai rencana perubahan basis mata uang di laporan keuangan. Jumat (18/1) saham DOID menurun 2,08% menjadi Rp 235 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News