kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditutup Menguat Hari Ini, Rupiah Diprediksi Tertekan pada Perdagangan Rabu (9/11)


Selasa, 08 November 2022 / 19:43 WIB
Ditutup Menguat Hari Ini, Rupiah Diprediksi Tertekan pada Perdagangan Rabu (9/11)
ILUSTRASI. Proyeksi pelemahan rupiah pada perdagangan Rabu (9/11)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar gembira bagi mata uang Garuda hari ini, Selasa (8/11). Nilai tukar rupiah kembali melaju positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, penguatan rupiah berpotensi terhenti pada perdagangan Rabu (9/11).

Asal tahu saja, posisi rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 15.698 per dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan itu membawa rupiah menguat 0,06% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 15.708 per dolar AS.

Senada, rupiah Jisdor juga ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah jisdor berada di level Rp 15.684 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,05% dibanding hari sebelumnya yang berada di Rp 15.692 per dolar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai bahwa penguatan tipis rupiah tidak terlepas karena pengaruh sesi Asia dan memasuki sesi Eropa, dolar AS yang mengalami tekanan terhadap rivalitas dolar yang berlanjut jelang pengumuman data inflasi konsumen AS lusa mendatang.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat pada Rabu (9/11)

"Namun, penguatan rivalitas dolar AS masih bersifat sementara karena ekspektasi pasar terhadap data inflasi AS masih tinggi," jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Selasa (8/11).

Ditambah lagi, pasar memperkirakan langkah kebijakan Federal Reserve (The Fed) masih akan agresif. Dengan mempertimbangkan besaran inflasi, maka kenaikan suku bunga bakal terjadi di Desember.

Sebagaimana diketahui, pekan lalu data ketenagakerjaan AS dengan Non Farm Payroll (NFP) masih tinggi tapi tidak dengan data unemployment rate yang merangkak naik di 3,7% untuk Oktober.

Nanang bilang, pasar keuangan global tengah menantikan data inflasi di Oktober AS yang diproyeksikan melandai ke 8,0% dari 8,2%.

"Bila ini sesuai dengan perkiraan maka menguatkan sentimen pasar akan persentase besaran suku bunga Fed pada pertemuan Desember mendatang akan berkurang dari 75 basis poin ke 50 basis poin," tambahnya.

Dari faktor internal, penguatan rupiah dipengaruhi laporan dari Bank Indonesia (BI) bahwa indeks keyakinan konsumen di Oktober berada pada 120,3, lebih baik dari bulan sebelumnya di 117,2.

Baca Juga: Makin Bertenaga, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.698 per dolar AS Selasa (8/11)

Adapun sentimen positif dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 mencapai 5,72% secara tahunan dari sebelumnya 5,45%. Sementara secara kuartalan, ekonomi tumbuh 1,81%, lebih tinggi dari perkiraan 1,62%.

Namun, Nanang mencermati bahwa pergerakan rupiah sampai dengan hari Kamis nanti, masih diselimuti kecemasan akan laporan data inflasi AS.

Dolar AS pun tengah bergerak menguat, dan rebound dari tekanan sebelumnya. Kemungkinan akan memiliki dampak bagi pelemahan rupiah besok (9/11).

Dia melihat rupiah besok akan dipengaruhi data inflasi dari China. Selain itu, dari dalam negeri laporan penjualan ritel yang dapat memberi gambaran sektor ritel selama September.

Nanang memprediksikan posisi rupiah Rabu (9/11) akan bergerak pada rentang Rp 15.680 - Rp 15.750 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×