kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.280   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Ditopang BLU, Simak Rekomendasi Indopremier Sekuritas Terhadap Saham PTBA


Senin, 08 Mei 2023 / 22:32 WIB
Ditopang BLU, Simak Rekomendasi Indopremier Sekuritas Terhadap Saham PTBA
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengonfirmasi bahwa peningkatan biaya penambangan pada kuartal I-2023 disebabkan oleh kenaikan stripping ratio (SR) yang lebih tinggi, yaitu 7,1x dibandingkan dengan 5,7x pada tahun 2022 karena stripping pra-penambangan untuk lokasi baru, Bangko Tengah.

Meskipun manajemen memperkirakan SR akan normal kembali dalam beberapa kuartal ke depan, Manajemen PTBA memproyeksikan bahwa SR mungkin tetap sekitar 6x ke depannya karena PTBA menambah produksi dari blok dengan SR yang lebih tinggi.

Di sisi biaya kereta api, kenaikan yang tajam pada kuartal I-2023 disebabkan oleh dua faktor yaitu, pertama, biaya yang lebih tinggi dari kereta api Tanjung Enim-Kertapati karena tarifnya mencakup komponen dari pergerakan harga batubara. Kedua, biaya bahan bakar yang lebih tinggi.

Baca Juga: Laba Bersih Emiten Tambang Tumbuh Tipis di Kuartal I, Tanda Pesta Batubara Bubar?

PTBA telah menyatakan keadaan darurat atas pasokannya karena kecelakaan kereta api di jalur TE-Tarahan pada akhir April 2023, yang akan memengaruhi volume penjualan domestiknya.

Perusahaan memperkirakan dampaknya sebesar 1 juta ton pada Apr-Mei 2023, tetapi tetap mempertahankan target volume penjualan sepanjang tahun 2023 sebesar 41 juta ton.

"Kami secara konservatif menurunkan perkiraan volume penjualan tahun 2023 menjadi 35 juta ton dari sebelumnya 36 juta ton, tetapi tetap mempertahankan perkiraan volume penjualan tahun 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 41 dan 42 juta ton, atau pertumbuhan secara tahunan sebesar 2% dan 20%," tulis Indopremier Sekuritas dalam risetnya, Senin (8/5).

 

Sementara itu, Indopremier Sekuritas menurunkan perkiraan tahun 2023, 2024 dan 2025 sebesar masing-masing 12%, 5% dan 13% untuk mencerminkan panduan SR terbaru dan volume penjualan yang lebih rendah.

Baca Juga: Prospek Emiten BUMN Konstruksi Masih Suram, Begini Rekomendasi Saham dari Analis

"Kami mempertahankan kenaikan biaya kereta api sepanjang tahun 2023/2024/2025 sebesar 9%/2%/2% untuk saat ini. Selain itu, kami menyesuaikan asumsi SR LT kami menjadi 6x untuk mencerminkan rencana penambangan terbaru sehingga menurunkan TP berbasis DCF kami menjadi Rp 3.400 per saham dari Rp 4.100 per saham," tulis riset tersebut.

Meskipun harga saham PTBA telah turun 13% sejak Indopremier Sekuritas menurunkan peringkatnya, dengan rasio EV/EBITDA FY23 saat ini sebesar 4,1x, harga sahamnya masih terlihat wajar.

"Namun, kami melihat potensi keuntungan dari kemungkinan implementasi Badan Layanan Umum (BLU)," tulis riset tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×