kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang Bisnis Nikel, Intip Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) Berikut


Rabu, 12 Januari 2022 / 19:09 WIB
Ditopang Bisnis Nikel, Intip Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) Berikut
ILUSTRASI. Faktor cuaca musim hujan serta beberapa masalah lainnya menyebabkan produksi batubara Harum Energy (HRUM) berpotensi turun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kenaikan harga dan produksi batubara sepanjang tahun lalu, PT Harum Energy Tbk (HRUM) dinilai tidak akan menerima dampak yang signifikan. Pasalnya, secara produksi, emiten batubara ini kesulitan untuk mencapai target yang sudah ditentukan.

Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya pada 11 Januari 2022 menuliskan, faktor cuaca musim hujan serta beberapa masalah lainnya menyebabkan produksi batubara HRUM turun. Hal ini menyebabkan tertundanya rencana HRUM untuk meningkatkan produksi batubara pada periode yang sama. 

“Meski pihak manajemen mengatakan produksi batubara pada kuartal IV-2021 membaik, kami meragukan HRUM bisa mencapai target produksi batubara sebanyak 4 juta ton untuk tahun ini,” tulis Thomas dalam risetnya. 

Baca Juga: Bisnis Nikel Harum Energy (HRUM) Dinilai Prospektif, Simak Rekomendasi Sahamnya

Alhasil, dia pun menurunkan proyeksi volume produksi dan penjualan batubara HRUM pada 2021-2023 menjadi masing-masing 3,6 juta ton, 3,8 juta ton, dan 3,9 juta ton. Adapun, sebelumnya dia memproyeksikan sebesar 4 juta ton, 4,2 juta ton, dan 4,3 juta ton. 

Dengan menurunkan proyeksi kinerja operasional sektor batubara, Thomas pun memangkas proyeksi laba bersih HRUM pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 7,9% dan 3,4% menjadi US$ 122 juta dan US$ 394,2 juta. Dia juga menurunkan valuasi untuk segmen batubara HRUM dari US$ 861 juta menjadi US$ 767 juta.

Namun, HRUM dinilai punya prospek yang lebih baik dari bisnis nikel. Menurut Thomas, kerjasama antara HRUM dengan Tsingshan merupakan langkah yang penting karena memungkinkan HRUM untuk mengembangkan aset nikelnya lebih jauh. Saat ini, Tsingshan merupakan pionir dalam smelter NPI Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi NPI berbiaya rendah. 

Baca Juga: Masih Rawan Terkoreksi, Begini Proyeksi IHSG untuk Kamis (13/1)

“Bersinergi dengan pertumbuhan produksi NPI milik HRUM secara jangka panjang, Tsingshan adalah mitra terbaik untuk HRUM seiring dengan tingkat produksi yang terbukti solid serta keakrabannya dengan teknologi RKEF berbiaya rendah,” imbuhnya. 

Analis Verdhana Sekuritas Anthony Angkawijaya dalam risetnya pada 22 November menuliskan, HRUM diuntungkan dengan kenaikan harga batubara belakangan. Keuntungan tersebut akan menghasilkan arus kas yang sehat bagi HRUM untuk mendanai ekspansi bisnis nikelnya. 

Seiring tingginya harga komoditas serta HRUM yang memulai produksi nikel pada tahun ini, Anthony menilai HRUM berada dalam jalur yang tepat untuk membukukan laba bersih tertingginya sebesar US$ 221 juta pada tahun 2022. 

Baca Juga: Pemerintah Larang Ekspor Batubara, Begini Dampaknya untuk Harum Energy (HRUM)

“Dengan adanya IMI, pada 2023 mendatang, kami memproyeksikan 60% dari penjualan serta 73% dari EBITDA HRUM akan berasal dari bisnis nikelnya. Adanya transformasi ini, profil HRUM akan bertransformasi menjadi produsen nikel yang memungkinkan untuk re-rating,” kata Anthony dalam riset.

Secara valuasi, Anthony menyebut HRUM saat ini diperdagangkan hanya di level 4,0x dari EV/EBITDA untuk 2022. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan emiten produsen nikel lainnya yang rata-rata di 9,5x. Ia pun merekomendasikan untuk beli saham HRUM dengan target harga Rp 12.000 per saham.

Sementara Thomas memasang rekomendasi beli untuk saham HRUM dengan target harga Rp 16.000 per saham.

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) tambah kepemilikan saham di perusahaan smelter nikel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×