Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rumor miring mengenai kenaikan harga saham PT Indomobil Sukses Makmur (IMAS) cukup membuat gerah jajaran direksi perusahaan itu. Mereka pun membantah ikut campur tangan dalam mempengaruhi kenaikan harga saham.
Presiden Direktur Indomobil Group Gunadi Sindhuwinata membantah dan kembali menegaskan, harga saham ditentukan oleh pasar dan kondisi peredarannya. "Di situ secara ilmiah akan tercipta harga penawaran atau pembelian," jelasnya kepada KONTAN.
Gunadi menilai, sangat wajar jika harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. "Terkadang, adanya aksi profit taking membuat harga jadi berubah. Yang ada saat ini adalah mekanisme pasar," tegasnya.
Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, ada pihak yang berpendapat lain. Salah satu sumber KONTAN yang enggan namanya disebut menjelaskan, pihak yang mengangkat saham IMAS adalah sang emiten sendiri.
Alasannya, “Mereka menilai, harga saham IMAS terlampau rendah,” bisik sang sumber. Catatan saja, sebelum mengalami kenaikan tinggi, harga saham IMAS hanya sebesar Rp 500 saja. Coba bandingkan dengan kompetitornya yakni PT Astra Internasional Indonesia (ASII) yang harga sahamnya sudah mencapai Rp 50.000-an per saham.
Jika dihitung, harga saham ASII 100 kali lebih tinggi dibanding harga saham IMAS. Padahal kinerja IMAS saat ini jauh lebih baik. Dugaan akan campur tangan IMAS terkait lonjakan harga sahamnya semakin kuat mengingat saat ini sangat sulit memperoleh saham IMAS di pasar. Sebab, volume transaksinya sangat tipis akibat suplai saham yang sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News