Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cenderung bergerak anomali di sepanjang hari ini (15/7), rupiah diprediksi mampu menguat pada Kamis (16/7). Adapun sentimen yang bakal jadi penopang penguatan berasal dari eksternal dan internal.
Mengutip Bloomberg, rupiah hari ini ditutup melemah 0,95% ke level Rp 14.588 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, melemah 0,72% ke Rp 14.616 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan mata uang Garuda hari ini memang berbanding terbalik dengan mata uang regional yang cenderung menguat terhadap the greenback.
Padahal di saat yang sama, data neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2020 cukup baik. Seperti diketahui, hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan menunjukkan perbaikan dan masih mencatatkan surplus, dengan nilai ekspor yang naik.
Baca Juga: Parah, rupiah ditutup melemah 0,95% ke Rp 14.588 per dolar AS pada hari ini
"Terhadap nilai tukar lain, rupiah juga terlihat melemah. Mungkin pasar mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) besok, di mana peluang pemangkasan suku bunga acuan masih terbuka," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Rabu (15/7).
Nah, sentimen untuk rupiah besok tetap datang dari eksternal dan internal. Dari global, sentimen penyokong rupiah datang berkat kemajuan penelitian vaksin Covid-19 dan potensi pemulihan ekonomi global di tengah pandemi.
"Itu bisa membantu mendorong penguatan rupiah Besok. Selain itu, besok mungkin terjadi kondisi sell on fact, buy on rumor, di mana rupiah bisa menguat lagi pasca pengumuman BI," tandasnya.
Ariston pun memprediksi nilai tukar rupiah pada Kamis (16/7), bakal menguat dan bergerak di kisaran Rp 14.400-Rp 14.700 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News