Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Prospek reksadana pasar uang sepertinya masih menggiurkan. Manajer investasi menilai, penetapan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate di level 7,5% menjadi peluang tersendiri untuk meraup nasabah anyar. Karena itu, PT Danareksa Investment Management (DIM) menelurkan produk baru berjenis reksadana pasar uang.
Reksadana bertajuk Danareksa Gebyar Dana Likuid II ini adalah lanjutan produk Danareksa sebelumnya yaitu Danareksa Gebyar Dana Likuid. Direktur DIM, Prihatmo Hari Mulyanto menyatakan, peluncuran produk baru ini atas pertimbangan masih banyak investor potensial yang belum terserap pada reksadana pasar uang.
Padahal, karakteristik investor di Indonesia memilih investasi dengan risiko rendah, seperti menempatkan dana di deposito. "Kami ingin memberi kesempatan bagi investor seperti itu, karena sama saja kami taruh dananya di deposito, sekaligus obligasi," ujar Hari.
Sebelumnya, Danareksa memiliki dua produk reksadana pasar uang. Yakni Danareksa Gebyar Dana Likuid dan Danareksa Seruni Pasar Uang II.
Kata Hari, Danareksa Gebyar Dana Likuid dengan Danareksa Gebyar Dana Likuid II tidak memiliki perbedaan signifikan. "Yang lama dijual lewat BCA. Kalau yang baru ini, kami jual sendiri dulu. Tidak menutup kemungkinan 1 tahun-1,5 tahun lagi baru lewat agen penjual," ujar dia.
Namun, manajemen DIM enggan memaparkan target return reksadana barunya ini. Data Infovesta menyebut return Danareksa Gebyar Dana Likuid sebesar 4,3% year on year per 16 Januari.
Hari hanya bilang, target dana kelolaan Danareksa Gebyar Dana Likuid II Rp 1 triliun hingga akhir 2014. DIM akan mulai menawarkan Danareksa Gebyar Dana Likuid II pada awal Februari 2014.
Danareksa yakin, imbal hasil reksadana anyar tersebut masih menjanjikan, meski BI rate diproyeksikan akan turun. Sebab, apabila bunga deposito tak menarik, penempatan dana kelolaan bisa dialihkan pada obligasi dengan tenor pendek yang kurang dari setahun. Hari memproyeksikan, penurunan BI rate baru akan terjadi pada semester II-2014.
Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito, mengatakan, kemungkinan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia di tahun ini tidak akan menjadi alasan koreksi return reksadana pasar uang yang baru meluncur pada awal tahun ini. "Kalau pun diturunkan, harga obligasi justru naik. Jadi itu juga keuntungan buat portofolio reksadana pasar uang," ujar Parto.
Namun, Parto mengatakan, target dana kelolaan DIM yang mencapai Rp 1 triliun terlalu tinggi. Jika ingin tercapai, dia menambahkan, DIM harus bekerja sekuat tenaga untuk memenuhi target dana kelolaan tersebut. "Meski potensi pasar masih luas, saya rasa pencapaiannya tidak sebanyak itu untuk tahun pertama. Bisa saja tercapai jika memang tim pemasaran dari DIM cukup kuat," ujar Parto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News