Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) optimis bisa mencatat kinerja positif tahun ini di tengah kondisi ekonomi yang sudah mulai membaik. Emiten properti ini membidik pendapatan tumbuh 20% dibanding dengan tahun sebelumnya.
Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD mengatakan seiring dengan target pertumbuhan pendapatan tersebut, perseroan juga menargetkan propit tumbuh 20% tahun ini. " Pendapatan dan propit kita harapkan sama-sama tumbuh 20%," katanya pada KONTAN akhir pekan lalu.
Sementara marketing sales tahun ini ditargetkan sebesar Rp 2,5 triliun. Untuk merealisasikan target tersebut DILD akan berfokus pada penjualan seluruh inventori proyek-proyek eksisiting seiring dengan peluncuran sejumlah proyek baru di Jakarta maupun Surabaya.
Sepanjang kuartal I 2015, perseroan telah berhasil mengantongi marketing sales Rp 702 miliar atau sekitar 28% dari target. Archied bilang, pencapaian tersebut terutama ditopang oleh pra penjualan proyek baru The Rosebay dan Graha Natura.
DILD berharap pasar properti di 2016 semakin membaik seiring dengan berbagai katalis positif dari kebijakan pemerintah yang pro pasar seperti kejelasan aturan perpajakan, kepemilikan properti oleh warga negara asing, dan penurunan suku bunga kredit.
Di tahun 2015, DILD berhasil membukukan pendapatan tumbuh 20,8% dari Rp 1,82 triliun menjaid Rp 2,2 triliun.
Menurut Archied, naiknya pendapatan seiring penyelesaian pembangunan proyek-proyek skala besar dan jangka panjang perseroan. Pengakuan penjualan proyek kondominium 1Park Avenue, South Quarter, dan Serenia Hills menyumbang kontribusi besar pada pertumbuhan tersebut.
Pendapatan perseroan berasal dari penjualan properti dan lahan industri serta disumbang dari pendapatan berulang (recurring income) yang masing-masing mengalami peningkatan 16,8% yoy menjadi Rp 1,87 triliun dan 50,5% jadi Rp 328 miliar.
Recurring income DILD naik 50,5% dari Rp 217,8 miliar menjadi Rp 328 miliar. Kendati begitu, recurring income baru bekontribusi 15% terhadap total pendapatan perseroan, naik dari 12% di tahun sebelumnya.
Pendapatan berulang berasal dari perkantoran yang tercatat naik hungga 111% menjadi Rp 230 miliar, sarana olahraga turun dari Rp 59 miliar menjadi Rp 17 miliar, kawasan industri naik dari Rp 31 miliar menjadi Rp 72 miliar, hotel turun dari Rp 15,2 miliar menjadi Rp 2,2 miliar dan pendapatan lain-lain naik dari Rp 1,5 miliar menjadi Rp 5,9 miliar.
Pendapatan penjualan masih didominasi dari proyek-proyek mixed use dan high rise yakni Rp 1,07 triliun atau naik naik 14,8% dari Rp 932 miliar pada tahun sebelumnya.
Sedangkan penjualan kawasan industri turun dari Rp 360 miliar menjadi Rp 192 miliar, penjualan perumahan naik dari Rp 317 miliar menjadi Rp 602,4 miliar.
Kendati pendapatan tumbuh, laba bersih DILD justru terkoreksi 6,7% menjadi Rp 401,4 miliar akibat membengkaknya beban pokok penjualan dan beban usaha yang harus ditanggung perseroan yang masing-masing naik 37,8% menjadi Rp 1,15 triliun dan 19,6% menjadi Rp 585 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News