Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Seiring dengan penguatan bursa saham, emiten baru yang baru melantai di bursa ikut menguat. Seperti yang dialami oleh PT Bank Maspion Indonesia Tbk, yang baru melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hari ini.
Emiten ke -479 di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mendapatkan kode BMAS, dan melepas sejumlah 770 juta saham biasa atas nama atau setara dengan 19,99% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga penawaran yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 320 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Saat pembukaan, harga saham BMAS sempat menyentuh harga Rp 340, dengan harga terendah pada posisi 325 dan harga tertinggi Rp 350.
Harga terakhir saham BMAS adalah Rp 330, dengan volume perdagangan 8.925 lot dan total transaksi Rp 1 miliar. Posisi itu naik Rp 5 atau 1,56% dari harga perdana.
Melalui penawaran umum ini, perseroan menawarkan 770 juta saham ke publik atau setara 19,99 persen dari modal ditempatkan atau disetor penuh. Sehingga perseroan bakal mendapatkan dana segar sebesar Rp 246,4 miliar.
Direktur Utama BEI Ito Warsito mengungkapkan, perdagangan perdana saham Bank Maspion akan meramaikan saham di bursa. "Untuk likuiditas lebih Rp 6,8 triliun dari awal tahun. Ini kenaikan cukup signifikan dibanding tahun lalu," kata Ito di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/7).
Direktur Utama Bank Maspion Alim Markus mengungkapkan, IPO cukup menggembirakan Bank Maspion, mengingat kondisi pasar yang fluktuatif belakangan. "Cintailah produk Indonesia," kata Alim.
Dalam pelaksanaan IPO, perseroan menunjuk PT Makinta Securities sebagai penjamin emisi. Hingga Juni 2013, tercatat aset perseroan Rp 3,82 triliun. Mengalami kenaikan 12,25% dibanding akhir Desember 2012 sebesar Rp 3,40 triliun, dan naik 21,74% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp 3,13 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News