Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dibayangi oleh data inflasi Indonesia yang dirilis, Senin (1/8). Sebagai pengingat, IHSG menutup perdagangan Jumat (29/7) dengan melemah 0,08% ke level 6.951,12.
Head of Research NH Korindo Sekuritas, Liza Camelia mencermati secara teknikal pada perdagangan Jumat lalu, IHSG sempat mencoba untuk menembus resistance 7.000.
Namun, IHSG malah ditutup dengan candle shooting star di area resistance. Menurut Liza dengan posisi tersebut pelaku pasar perlu mempersiapkan diri untuk kemungkinan pullback sejenak.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Melemah pada Senin (1/8), Saham-Saham Ini Bisa Dicermati
“Support terdekat MA10 di level 6.900-6.850 harusnya bisa jadi penyokong yang cukup kuat untuk uptrend ini, melihat posisi MA10 dan 20 yang telah goldencross dengan postur naik,” jelas dia kepada Kontan akhir pekan lalu.
Liza menyebut pergerakan IHSG di awal Agustus besok akan diwarnai oleh rilis angka inflasi di Juli 2022. Dia berpendapat apabila inflasi naik, maka kemungkinan besar akan disikapi negatif oleh pelaku pasar karena bisa memicu kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).
“Namun sebaliknya, apabila inflasi ternyata mulai melunak, bisa menjadi sentimen positif untuk mendorong IHSG kembali bullish ke target 7.150-7.175,” ucap dia.
Baca Juga: Saham-Saham Layak Koleksi di Tengah Ancaman Suku Bunga
Senada, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto menjelaskan pengumuman inflasi Indonesia akan menjadi acuan bagi pemerintah dan investor dalam memproyeksikan tingkat suku bunga BI.
Dia mencermati bagi sebagian suku bunga menjadi hal yang perlu terjadi untuk mengendalikan inflasi dan mengecilkan spread antara suku bunga dalam negeri dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Gejolak IHSG Masih Terjaga, Berikut Faktor Penyokong Optimisme Pasar
“Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren naik jangka pendek tapi sudah cukup rawan profit taking. Support berada di kisaran 6850, sedangkan resistance sekitar 7070,” papar Pandhu.
Untuk perdagangan besok, Pandhu bilang sektor perkebunan cukup menarik untuk diperhatikan seiringan dengan penguatan harga CPO. Sektor lain yang bisa dicermati ada sektor perbankan dan batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News