Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Kontrak harga minyak melorot dari posisi tertinggi dalam dua tahun terakhir di New York. Kondisi ini terjadi setelah China menaikkan suku bunga acuannya untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sekadar informasi, pada 25 Desember lalu, People's Bank of China menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
"Langkah China yang menetapkan kebijakan pemulihan secara bertahap akan membuat pertumbuhan Negeri Panda melambat sehingga mengurangi permintaan komoditas," jelas jelas Brian Jackson, senior strategist RBC Capital Markets.
Pagi tadi, kontrak harga minyak untuk pengantaran Febuari turun 72 sen atau 0,8% menjadi US$ 90,79 sebarel di transaksi elektronik NYMEX. Namun, pada pukul 12.10 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 91,36 sebarel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News