Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Berbisnis lahan industri dinilai lebih menarik dibanding hanya menjadi distributor bahan bakar minyak (BBM). Potensi inilah yang coba digarap oleh PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya, AKRA menggandeng PT Pelindo III dalam membangun proyek bernama Java Integrated Industrial dan Ports Estate (JIIPE) Di Gresik, Jawa Timur.
Proyek pembangunan lahan industri terintegrasi ini didirikan di atas lahan seluas 2.500 hektare (ha) dengan nilai investasi sekitar Rp8 triliun-Rp9 triliun.
Suresh Vembu, Direktur Keuangan AKRA, mengatakan, manajemen mulai menjual lahan terintegrasi sampai November. "Untuk tahap pertama, omzetnya bisa mencapai Rp2 triliun," imbuhnya akhir pekan lalu.
Bisa jadi, kinerja AKRA di waktu mendatang kian moncer. Pasalnya, AKRA membangun kawasan industri 'terintegrasi' di kawasan pelabuhan. Lahan itu bisa menjadi alat produksi serta pelabuhan sebagai jalur distribusi.
Disamping itu, AKRA juga membangun infrastruktur jalur kereta api dan jalan tol untuk mendukung kesinambungan proyenya. "Terkait sumber pembiayaan proyek, kami ambil dari komposisi kas internal, perbankan dan proyek financing lainnya," pungkas Suresh.
Dengan proyek mega besar yang sedang digarap itu, AKRA tentunya bakal memberikan imbal hasil yang menggiurkan bagi perusahaan. Namun, imbal hasil ini belum tentu bisa dirasakan dalam waktu dekat.
Pada kesempatan sebelumnya, Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities pernah mengatakan, bisnis kawasan industri AKRA memang menarik. Tapi, bisnis ini belum menghasilkan untuk jangka pendek. "Bahkan, dalam jangka pendek, kinerja AKRA sedikit menurun karena harus membiayai proyek baru ini.," tandas Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News