kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dharma Satya Nusantara (DSNG) bangun enam pabrik bio-CNG dua tahun ke depan


Kamis, 25 Maret 2021 / 16:19 WIB
Dharma Satya Nusantara (DSNG) bangun enam pabrik bio-CNG dua tahun ke depan
ILUSTRASI. Dharma Satya Nusantara (DSNG) akan membangun enam pabrik bio-CNG dalam dua tahun ke depan.


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membangun sebanyak enam pabrik Bio-CNG baru dalam 2 tahun ke depan. Nilai investasi proyek ini sebesar US$ 47 juta.

"Pembangunan pabrik tersebut sebagai bentuk komitmen perusahaan menjalankan praktik keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) menjadi energi terbarukan," ujar Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, Kamis (25/3).

Tahap pertama dalam rangkaian pembangunan enam pabrik Bio-CNG tersebut dimulai Kamis (25/3) dengan ground breaking pabrik Bio-CNG kedua di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sedang pabrik Bio-CNG pertama telah commissioning sejak September 2020 lalu.

Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) melesat, ini penjelasan manajemen

Pabrik Bio-CNG kedua ini akan dibangun DSNG dengan memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (POME) dari dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas 2 x 60 ton per jam. Dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal II tahun 2022, pabrik Bio-CNG tersebut akan menghasilkan energi listrik sebesar 2 x 850 kilowatt dan gas biometana berkapasitas 540 m3 per jam.

Selain itu, dengan beroperasinya pabrik Bio-CNG kedua ini akan mengurangi emisi efek rumah kaca setara dengan 100.000 metrik ton CO2 per tahun.

Andrianto menambahkan, pembangunan pabrik Bio-CNG baru tersebut menunjukkan keseriusan DSNG dalam menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.

“Dalam dua tahun terakhir ini, kami mulai memperkenalkan konsep industri kelapa sawit berbasis energi terbarukan sebagai konsep masa depan. Melalui pembangunan pabrik Bio-CNG ini, kami mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni penghematan dalam penggunaan bahan bakar solar di industri kelapa sawit yang kami jalankan, dan juga secara sustainability, upaya kami dalam menekan emisi gas rumah kaca,” terang Andrianto.

Dengan demikian, menurut Andrianto, dalam tiga tahun ke depan, DSNG akan memiliki tujuh pabrik Bio-CNG. Dengan tujuh pabrik Bio-CNG tersebut, DSNG dapat menghemat penggunaan solar sekitar 16 juta liter per tahun, dengan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 400.000 ton CO2 per tahun.

Sebelumnya pada September 2020 lalu, DSNG telah melakukan commissioning pabrik Bio-CNG yang pertama berlokasi di Muara Wahau, Kalimantan Timur, yang juga merupakan pabrik Bio-CNG yang pertama di Indonesia.

Pabrik Bio-CNG pertama ini dibangun dengan memanfaatkan limbah cair dari 1 (satu) PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam, akan menciptakan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 50.000 ton CO2, yang setara dengan penanaman lebih dari 800.000 pohon atau berkurangnya  11.000 unit kendaraan penumpang atau setara dengan melakukan daur ulang atas 17.000 ton sampah.

Pabrik Bio-CNG ini menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 600 kilowatt sehingga total power yang dihasilkan adalah 1.2 MegaWatt. Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk proses pengolahan Palm Kernel di Kernel Crushing Plant (KCP) serta proses Produksi BioCNG Plant ini sendiri.

Adapun sisa kelebihan biogas akan dikompres menjadi Biomethane Compressed Natural Gas dengan kapasitas 280 m3 per jam untuk kemudian disimpan dan dikemas di dalam tabung.

Bio-CNG yang telah dikemas di dalam tabung tersebut akan didistribusikan menggunakan truk yang juga menggunakan bahan bakar Bio-CNG ke seluruh emplasmen (perumahan karyawan) dan PKS lainnya di areal operasional DSNG di Muara Wahau sebagai bahan bakar pembangkit listrik menggantikan bahan bakar konvensional berbahan bakar solar.

Dengan beroperasinya pabrik Bio-CNG pertama, DSNG menghemat sedikitnya 2 juta liter solar per tahun, yang selama ini dipakai sebagai bahan bakar genset di pabrik kelapa sawit dan pabrik kernel.

Selanjutnya: Bangun PKS dan fasilitas Bio-CNG, Dharma Satya (DSNG) siapkan capex Rp 1 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×