Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan ke depan, ada delapan emiten yang bakal menebar dividen interim.
Yang paling dekat adalah PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yang bakal membagikan dividen sebesar Rp 20 per saham dan akan memasuki cum dividen di pasar tunai pada Rabu (3/12). Kemudian pada Kamis (4/12) giliran cum dividen PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang bakal membagikan dividen masing-masing Rp 3 dan Rp 25.
Dilanjutkan oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang akan membagi dividen interim Rp 6, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 98, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Rp 225 dan PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL) sebesar Rp 2.
Dari delapan emiten tersebut, hanya DMAS yang mencatatkan kenaikan pembagian dividen bila dibanding tahun lalu yang hanya Rp 21. Serta SMSM yang tahun lalu membagikan Rp 15 per saham.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan mengenai penurunan yield maupun nominal adalah sesuatu yang wajar terjadi di tengah tekanan Covid-19. "Karena salah satu pertimbangan emiten dalam pembagian dividen itu adalah cashflow perusahaan," jelas Hendriko, Rabu (2/12).
Baca Juga: Indocement (INTP) akan tebar dividen interim Rp 225 per saham, simak jadwalnya
Selain memperhatikan dividen yield, pergerakan secara teknikal maupun fundamental juga perlu diperhartikan oleh investor mengingat sehari setelah pembagian harga saham ikut turun. Sehingga jika tidak didukung oleh fundamental atau tren teknikal yang baik, potensi kenaikan harganya semakin kecil.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menjelaskan dari sisi nilai dividen maupun yield di tahun ini belum menarik. Namun, pembagian dividen kali ini memang memiliki peluang lebih rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan kondisi bisnis sepanjang 2020 yang memang mengalami penurunan.
Baik Hendriko maupun Okie menilai kali ini saham DMAS menjadi yang paling menarik karena dividen yield yang lumayan tinggi yaitu sekitar 9,34% di level harga Rp 268 per hari ini (2/12).
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan pembagian dividen kali ini tidak terlalu menarik karena yield yang tidak terlalu besar kecuali DMAS dengan rasio yang mencapai 9%.
"Kalaupun bisa turun lagi harganya akan lebih tinggi. Tapi perlu dicatat biasanya ketika ex date bisa turun signifikan sesuai dengan potensi yield yang didapat. Tapi jika ingin dihold dan nantinya buy bertahap DMAS menarik jadi pertimbangan," jelas Sukarno.
Sukarno juga melihat saham POWR memiliki potensi pembagian dividen yang lebih tinggi kali ini bila dibandingkan periode pembagian sebelumnya. Terutama karena pembagian dividen di tahun ini merupakan hasil kinerja 2019, yang lebih baik dibandingkan tahun 2018.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan penurunan nilai dividen di tahun ini sedikit banyak dipengaruhi oleh Covid-19. Namun bila mesti memilih, maka Herditya melihat dari sisi teknikal dan likuiditas saham BBCA, DMAS dan POWR masih cukup menarik.
Dalam jangka pendek memang untuk DMAS dan POWR berpotensi koreksi terlebih dahulu, namun Herditya melihat masih akan ada peluang penguatan kembali.
"investor harus kembali melihat tujuan investasinya, apakah hanya mengejar dividen saja atau capital gainnya, kalau dividen saja maka investor bisa trading dalam jangka pendek dan perhatikan pada tanggal ex dividen yang biasanya akan mencatatkan koreksi pada emiten bersangkutan," jelasnya.
Selanjutnya: Cikarang Listrindo (POWR) akan bagi dividen interim US$ 18,5 juta, berikut jadwalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
