Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Euro loyo terhadap beberapa mata uang dunia. Deflasi di Eropa membuat mata uang euro melemah. Deflasi ini membuktikan ekonomi Eropa sedang melambat.
Di pasar spot, Rabu (5/3) hingga pukul 19.00 WIB, pasangan EUR/JPY menurun 0,03% ke 140,43 dari hari sebelumnya. Pasangan EUR/USD juga turun 0,19% ke 1,3716, dan pairing EUR/GBP pun anjlok 0,33% menjadi 0,82192.
Data inflasi Eropa bulan Februari 2014 jauh di bawah ekspektasi. Semula, inflasi Eropa di bulan itu diperkirakan 0%. Namun, ternyata justru minus alias deflasi 0,3%. Angka ini lebih rendah dibanding deflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,2%.
Selain sentimen itu, pasar juga mencemaskan hasil rapat European Central Bank (ECB). Spekulasi yang berkembang, ECB akan memangkas suku bunga. Ini pula yang membuat euro tertekan.
Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, deflasi di Eropa memang menimbulkan spekulasi di pasar bahwa ECB akan segera memangkas suku bunga acuannya. Kekhawatiran pasar itu telah terjadi selama tiga hari belakangan ini.
Akibatnya, pasangan EUR/GBP terbilang sideways cenderung melemah. Apalagi, poundsterling mendapat tenaga dari data ekonomi Inggris yang membaik. Ini tercermin dari data penjualan ritel Inggris bulan Februari 2014 yang tumbuh 1,6%. lebih besar dari bulan Januari 1,3%.
Pada pasangan EUR/USD, Albertus Christian, analis PT Monex Investindo Futures melihat, melemahnya euro terhadap dollar AS hanya karena rebound sesaat. Sebab, belum ada sentimen yang bisa mengangkat dollar AS. Saat ini, pelaku pasar tengah menanti rilis data nonfarm payrolls AS dan data ISM non manufacturing PMI (pembelian barang non manufaktur).
Analis PT Megagrowth Futures, Wahyu Tribowo Laksono menambahkan, pergerkan pairing EUR/JPY sebetulnya tidak banyak perubahan. Euro menguat lebih karena faktor teknikal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News