Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan rupiah menuju pelemahan kuartalan pada transaksi hari ini (28/9). Dengan demikian, pelemahan mata uang Garuda ini sudah berlangsung selama lima kuartal berturut-turut.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.24, rupiah melemah 1,7% dalam tiga bulan terakhir menjadi 9.590 per dollar AS. Namun, pada hari ini, rupiah tak banyak mencatatkan perubahan. Sementara, jika dihitung dalam periode sepekan dan sebulan, pelemahan rupiah masing-masing sebesar 0,4% dan 0,1%.
Keoknya rupiah terjadi seiring melorotnya kepercayaan investor setelah neraca perdagangan mencatatkan defisit untuk bulan yang ke empat. Sekadar informasi, tingkat impor melampaui tingkat ekspor dengan nilai mencapai US$ 177 juta pada Juli lalu. Pada kuartal dua, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 6,9 miliar.
"Risiko yang ada masih terkait dengan defisit neraca perdagangan saat ini. Investor masih menunggu pulihnya neraca perdagangan pada kuartal depan," jelas Rully Nova, currency analyst PT Bank Himpunan Saudara 1906 di Jakarta.
Dia memprediksi, rupiah akan bergerak pada level 9.300 pada akhir tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News