kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Defisit neraca perdagangan menyebabkan rupiah loyo


Senin, 06 Agustus 2012 / 10:28 WIB
Defisit neraca perdagangan menyebabkan rupiah loyo
ILUSTRASI. katalog promo Tupperware Juli 2021. Katalog promo Tupperware Juli 2021, inilah potongan harga untuk produk melamine


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pergerakan rupiah terlihat menguat pada pembukaan pagi terhadap dollar AS. Penguatan mata uang garuda tersebut sejalan dengan pergerakan rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini (6/8). Pada pukul 09.51 WIB, pasangan (IDR/USD) menguat tipis di posisi 9.468 dari 9.470 pada akhir pekan lalu (3/8).

Pengamat valas Universitas Ma Chung Malang, Mohammad Doddy Ariefianto memprediksi, penguatan rupiah masih tertahan terhadap dollar AS dengan range pergerakan di kisaran 9.450-9.480.

Menurut Doddy, salah satu hal yang menjadi kendala bagi pergerakan rupiah adalah laporan defisit neraca perdangan kuartal kedua yang cukup tinggi. Laporan neraca perdagangan kuartal dua melaporkan Indonesia defisit US$ 1,3 miliar. "Angka tersebut termasuk tertinggi jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," ujarnya.

Dia bilang, penurunan ekspor tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap pengurangan input di semester kedua dan juga memengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sekedar mengingatkan, hari ini akan rilis data GDP Indonesia kuartal kedua yang diprediksi akan turun dibanding periode sebelumnya.

Doddy mengamati, kondisi perlambatan ekonomi global juga menggiring investor untuk kembali berburu dollar AS. "Sepertinya, BI pun membiarkan rupiah bergerak mengikuti pasar dan belum ada pengumuman kebijakan yang langsung berkaitan dengan pergerakan valas," jelas Doddy. Dia bilang, investor sebaiknya mengamati hasil -hasil Rapat Dewan Gubernur (GDB) BI tanggal 9 Agustus nanti, walaupun sepertinya tidak ada perubahan untuk tingkat suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×