Reporter: Noor Muhammad Falih, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Mata uang Jepang, yen, bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Yen tertekan sentimen defisit neraca perdagangan Jepang yang meningkat.
Kamis (6/2) sampai pukul 17.30 WIB, pasangan USD/JPY naik 0,08% ke 101,53. Begitu juga dengan AUD/JPY yang naik 0,56% di 90,90. Sementara pairing EUR/JPY stagnan di level 137,29.
Pelemahan yen ini terjadi karena terpapar sentimen negatif kenaikan defisit neraca perdagangan negeri sakura itu. Jepang yang sebelumnya tidak pernah bergantung pada impor harus menerima kenyataan itu karena mesti membeli bahan bakar dari luar negeri, setelah pembangkit nuklir rusak sejak 2011 lalu.
Tak hanya itu, perlambatan manufaktur China dan penarikan stimulus The Fed mempengaruhi yen. Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga seperti dikutip Bloomberg mengatakan, ketidakpastian ekonomi di negara berkembang juga ikut membebani yen.
Analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono bilang, pelemahan yen itu sudah sesuai skenario Bank of Japan (BoJ). BoJ ingin yen melemah agar inflasi Jepang naik.
Pada pasangan AUD/JPY, analis SoeGee Futures, Nanang Wahyudin menilai, surplus neraca perdagangan Australia sebesar US$ 0,46 miliar membawa sentimen positif. Akibatnya, aussie menguat.
Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian mengatakan, untuk pairing EUR/JPY terlihat stagnan lantaran kondisi ekonomi di zona euro dan Jepang tak jauh beda. “Kebijakan pelonggaran moneter Bank Sentral Eropa bertujuan untuk membuat ekonomi negara mereka bertumbuh. Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh BoJ,” ujar dia
Ke depan, Christian memproyeksikan, pergerakan EUR/JPY akan dipengaruhi tingkat pengangguran dan sejumlah data ekonomi AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News