Sumber: Reuters |
WASHINGTON. Boleh jadi, ekonomi Amerika Serikat (AS) berada di ambang bangkrut. Gedung Putih memproyeksikan, defisit AS periode 2010-2019 akan mencapai US$ 9 triliun (Rp 90.000 triliun, kurs Rp 10.000 per dolar AS).
Angka ini lebih besar daripada total defisit AS sejak berdiri. Sementara dalam satu dekade ke depan, total utang AS bakal mencapai tiga perempat dari produk domestik bruto (PDB) mereka.
Saat ini, nilai utang Pemerintah AS sudah melebihi US$ 11 triliun. Lonjakan anggaran belanja ini akan menyebabkan total utang AS mendekati US$ 20 triliun. "Tidak diragukan lagi, utang ini akan membebani generasi mendatang," ujar Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell.
Congressional Budget Office (CBO), semacam komisi anggaran di DPR Indonesia, mempunyai prediksi yang lebih rendah. Selama 10 tahun ke depan, CBO memperkirakan defisit sebesar US$ 7,1 triliun. Sebab CBO memiliki asumsi pendapatan negara lebih tinggi karena penghapusan insentif pemotongan pajak.
Menyulitkan Obama
Kubu Partai Demokrat di Kongres menuding, persoalan fiskal AS saat ini merupakan warisan dari Pemerintahan George Walker Bush. Bush telah menghamburkan anggaran untuk membiayai perang di Afghanistan dan Irak. Pada saat yang sama, ia menerapkan pemotongan pajak yang menurunkan pendapatan negara.
Terlepas mana asumsi yang bakal lebih mendekati kenyataan, proyeksi tersebut merupakan tantangan berat bagi kepemimpinan Presiden Barack Obama. Baik Gedung Putih maupun CBO sepakat, resesi akan menggerus pendapatan negara sementara pengeluaran naik pesat untuk subsidi kesehatan dan pensiunan.
Pemerintahan Obama juga harus mengatasi pengangguran yang menurut perkiraan timnya bisa mencapai 10% dari penduduk AS.
Kendati ekonomi mulai bangkit, Gedung Putih dan CBO melihat, ekonomi AS tahun ini masih akan menciut antara 2,5%-2,8%. Angka ini menunjukkan ekonomi AS tahun ini anjlok lebih dalam ketimbang perkiraan awal. "Resesi ini ternyata lebih buruk ketimbang informasi yang kami peroleh pada musim gugur dan awal musim dingin ini," kata Christina Romer, penasehat ekonomi Obama, seperti dikutip Associated Press.
Proyeksi angka defisit yang demikian besar juga akan menyulitkan ambisi Obama untuk merombak sistem asuransi kesehatan. Saat ini saja, banyak anggota Kongres keberatan dengan rencana Obama yang ditaksir menelan biaya US$ 1 triliun, atau bahkan lebih dalam 10 tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News