kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

DBS Vickers: IHSG masih berpeluang menguat


Rabu, 29 September 2010 / 10:21 WIB
DBS Vickers: IHSG masih berpeluang menguat


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can

JAKARTA. DBS Vickers Securities Indonesia menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat. Sebab, perusahaan sekuritas itu menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat, biaya modal serta rasio utang yang terkendali.

DBS Vickers memprediksikan pertumbuhan Indonesia bisa mencapai 6% pada tahun depan. Ramalan ini naik dari sebelumnya yang hanya sebesar 5,5%. Direktur Corporate Finance DBS Vickers Securities Indonesia Rudi Budiarjo mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini menjadi faktor utama yang akan mendukung penguatan IHSG.

Karena itu DBS Vickers menyarankan pemerintah memprioritaskan insentif agar arus modal mengalir ke sektor ril. "Kuncinya adalah menjaga momentum arus modal," katanya dalam siaran pers di acara The Indonesia Investment Forum, Rabu (29/9).

IHSG berpeluang menguat juga karena biaya modal korporasi semakin rendah. Hal ini disebabkan antara lain oleh rendahnya tingkat kupon dari surat utang negara, contohnya surat utang dengan tenor 10 tahun telah turun 200 basis poin sejak awal tahun.

DBS Vickers memandang, rendahnya imbal hasil dari surat utang memberikan biaya modal lebih rendah untuk korporasi yang secara otomatis memperkuat valuasi discounted cash flow (FCF) dan earning per share. "Tim riset kami di DBS melihat adanya korelasi antara kurva imbal hasil surat utang dengan potensi pengautan PER," kata dia.

DBS Vickers juga menilai rasio perbandingan utang dibandingkan ekuitas korporasi (corporate debt to equity) berada dalam fase yang lebih sehat. Dari perspektif sektor publik, DBS Vickers menilai defisit fiskal terhadap PDB sekitar 2% dan berpeluang menurun.

Yang menarik, DBS Vickers menilai harga saham Indonesia belum masuk kategori malah jika dibandingkan dengan pasar Hong Kong dan Singapura. Sebab, berdasarkan indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) PER Indonesia masih sebesar 12,6 kali lebih rendah ketimbang tingkat earnings compound annual growth rate 2010-2012 yang sebesar 17,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×