Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pelemahan daya beli tahun depan kian nyata, seiring lemahnya ekonomi dan rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) jadi 12%. Saham apa yang menarik dikoleksi di tengah sentimen negatif tersebut?
Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Analis BCA Sekuritas Andre Benas menulis dalam risetnya, BBNI lebih baik dalam menghadapi sentimen tersebut, dibanding bank pelat merah lain, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Alasannya, alih-alih mengincar segmen konsumer, BBNI memiliki strategi yang lebih menyasar segmen korporat dan komersial. "Di mana kami memperkirakan pertumbuhan masih tersedia," tulis Andre dalam riset, dikutip Selasa (26/11).
Kekuatan BBNI di segmen korporat juga enggak kaleng-kaleng. BCA Sekuritas menyebut Direktur Utama BBNI Royke Tumilaar merupakan bankir di segmen korporasi yang berpengalaman panjang dan memiliki rekam jejak positif.
Baca Juga: Saham Perbankan Mulai Membaik, Simak Rekomendasi Berikut!
Andre juga menilai, ditunjuknya Agung Prabowo sebagai Direktur Wholesale dan International Banking BBNI memperkuat ketangguhan BBNI di segmen korporat. Agung sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama di BNI Sekuritas.
Karena itu, Andre meyakini BBNI masih bisa mencatatkan pertumbuhan pinjaman hingga dua digit sepanjang 2024 ini, juga di 2025 mendatang. Pertumbuhan akan lebih ditopang volume penyaluran dana yang besar, bukan yield yang tinggi.
BBNI juga sukses meningkatkan kualitas aset kredit. Di sisi lain, bank yang baru saja meluncurkan aplikasi super WONDR ini juga sukses mempertahankan net interest margin (NIM) di kisaran 4,1%-4,4%.
Baca Juga: Saham Bank Mulai Menarik Diakumulasi
Dengan demikian, Andre menilai NIM disesuaikan risiko (risk adjusted NIM) BBNI masuk ke mode pemulihan. Di sembilan bulan pertama tahun ini, rasio tersebut naik 40 basis poin jadi 3,4%. "Kami yakin BBNI bisa menahan biaya tetap rendah," kata Andre.
Kendati begitu, Andre juga mengingatkan, efek kenaikan PPN di Januari 2025 mendatang masih belum bisa terpetakan. "Kamu akan menunggu hasil penilaian bagaimana kebijakan ini berdampak ke konsumen," sebut dia.
Toh, Andre menilai BBNI memiliki banyak sentimen positif. Karena itu, ia merekomendasikan beli BBNI, dengan target harga Rp 6.200 per saham.
Pada penutupan perdagangan sesi I, BBNI bertengger di level Rp 4.980 per saham. Artinya, ada potensi upside sekitar 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News