kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Daya Beli dan Volatilitas Mata Uang Membayangi Kinerja Kalbe Farma (KLBF)


Rabu, 04 Oktober 2023 / 06:35 WIB
Daya Beli dan Volatilitas Mata Uang Membayangi Kinerja Kalbe Farma (KLBF)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan daya beli dan volatilitas mata uang membayangi kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Head of Research Mega Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, tekanan laba bersih KLBF di semester I 2023 akibat berbagai inovasi berkelanjutan yang dilakukan Kalbe. Hal tersebut terlihat dari kenaikan beban penelitian yang naik 35%.

“Sebagai perusahaan kesehatan, penelitian menjadi modal utama meskipun untuk jangka pendek bisa berdampak kurang baik dalam hal bottom line jadi tergerus,” ujar Cheril kepada Kontan.co.id, Selasa (4/10).

Di sisi lain, daya beli yang melambat mendorong pertumbuhan yang cenderung terbatas pada pendapatan Kalbe Farma. Namun, di satu sisi pertumbuhan penjualan di pasar ekspor KLBF melesat 42,7% secara tahunan (YoY) di semester I 2023, sedangkan di pasar domestik hanya bertumbuh 7,8% YoY.

Cheril mencermati, melesatnya penjualan ekspor lantaran didukung pelemahan kurs rupiah dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Nah, hal ini bisa menjadi pedang bermata dua.

Baca Juga: Laba Bersih Kalbe Farma (KLBF) Tertekan, Analis Pangkas Proyeksi Laba Tahun Ini

Equity Analyst OCBC Sekuritas Wiliam Siregar berpendapat, pelemahan rupiah yang berkelanjutan dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih genting. Hal ini dapat menyebabkan eskalasi biaya input, yang berpotensi mengakibatkan tekanan margin yang berkelanjutan di tengah tren pendapatan yang tidak dapat diprediksi selama tahun 2023.

Akibatnya, dapat berkontribusi pada pelemahan laba lebih lanjut, meskipun ia mengakui bahwa risiko jangka pendek dapat dimitigasi dengan penyesuaian rata-rata harga jual alias average selling price (ASP).

Di sisi lain, Wiliam menduga bahwa manajemen mungkin akan mempertahankan ASP hingga semester II karena dampak negatif yang terlihat dari kenaikan ASP sebesar 3% - 5% pada semester I 2023 yang mendorong penurunan pendapatan sebesar 7,1% secara kuartalan (QoQ) di kuartal II 2023.

Oleh karena itu, perkiraannya untuk pertumbuhan pendapatan KLBF pada 2023 sebesar 3,2% menjadi Rp 29,86 triliun, berada di bawah kisaran panduan manajemen sebesar 7%-8%. “Kami juga memodelkan kompresi margin laba kotor sebesar 15,2bps pada 2023 menjadi 40,3% untuk memasukkan efek pelemahan rupiah,” jelasnya.

Adapun untuk laba bersih diperkirakan juga akan tertekan dengan turun ke Rp 3,24 triliun. Angka itu lebih rendah dari aktualisasi tahun 2022 sebesar Rp 3,38 triliun.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Siap Ekspansi ke Timur Tengah dan Afrika Utara

Sementara Cheril lebih optimistis, KLBF masih akan mampu mendorong pendapatan KLBF sebesar Rp 33 triliun. Menurut Cheril, peluang di pasar domestik masih besar sehingga potensi bertumbuhnya masih besar, serta Indonesia masih dalam proses pemerataan ekonomi.

Sementara dari laba bersih, Mega Sekuritas juga memperkirakan KLBF masih akan mampu mengejar ketertinggalannya dan mencetak pertumbuhan kendati terbatas. “Kami lihat KLBF masih bisa mengejar pertumbuhan laba meskipun pertumbuhannya tidak signifikan atau di bawah 5%,” kata Cheril.

Di balik peluangnya, Cheril melihat KLBF juga memiliki beberapa risiko. Yakni, proses riset yang membutuhkan waktu panjang, biaya besar yang dapat memangkas laba yg diperoleh, proses pengurusan izin edar, dan risiko bahan baku yang masih impor.

Karenanya, dia merekomendasikan hold KLBF dengan target harga Rp 1.850 per saham. Serupa, Wiliam juga merekomendasikan hold KLBF dengan target harga yang sama, kendati prospek jangka panjang masih memiliki nilai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×