Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Dollar Australia perkasa berhadapan dengan mayoritas mata uang utama dunia hari ini (11/9). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.48 waktu Tokyo, aussie menguat 0,4% menjadi 91,91 sen AS. Padahal kemarin, mata uang Negeri Kanguru ini sempat melemah ke posisi 91,13 per sen AS, yang merupakan level terlemah sejak 24 Maret laly.
Sementara itu, yen menguat 0,1% menjadi 106,75 per dollar AS. Yen juga menguat 0,1% versus euro menjadi 137,83 per euro. Sedangkan posisi dollar AS tak banyak mengalami perubahan di level US$ 1,2912 per euro.
Lantas, sentimen apa yang mengerek performa aussie?
Penguatan aussie terjadi setelah pemerintah Australia merilis data penambahan tenaga kerja yang menembus rekor tertingginya pada Agustus lalu. Berdasarkan data Biro Statistik Nasional Australia, jumlah penambahan tenaga kerja di negara itu naik 121.000 pada bulan lalu. Padahal, analis yang disurvei Bloomberg memprediksi penambahan lapangan kerja sebanyak 15.000 orang. Sebelumnya, kenaikan terbesar tenaga kerja Australia terjadi pada Agustus 1991 silam dengan jumlah 103.000 tenaga kerja.
Data yang sama juga menunjukkan, jumlah pekerja paruh waktu naik 107.000 tenaga kerja. Kondisi itu menyebabkan tingkat pengangguran Australia berada di level 6,1%, dari posisi tertingginya dalam 12 tahun terakhir pada Juli yakni 6,4%.
"Aussie, yang dilanda aksi jual beberapa waktu terakhir, bereaksi positif terhadap data tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja Australia cukup kuat, melampaui estimasi analis dan memberikan sinyal kekuatan pada pasar tenaga kerja," jelas Kengo Suzuki, chief currency strategist Mizuho Securities Co di Tokyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News