Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia berpotensi melemah pada perdagangan Senin (6/2). Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi, pergerakannya berada di rentang US$ 1.815,30-US$ 1.888,60 per ons troi.
Ibrahim mengatakan, harga emas turun seiring dengan indeks dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun AS yang kembali melonjak. Hal ini didorong oleh rilis data non-farm payrolls AS Januari 2023 yang naik hampir tiga kali lipat di atas perkiraan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, sekitar 517.000 pekerjaan ditambahkan pada Januari 2023, lebih tinggi dari perkiraan 188.000 dan penambahan bulan Desember 2022 yang sebanyak 223.000 pekerjaan.
Baca Juga: Harga Emas Rebound Pada Perdagangan Awal Pekan Ini, Senin (6/2)
Jaminan pekerjaan dan pendapatan seperti itu telah melindungi banyak orang AS dari tekanan harga terburuk sejak 1980-an. Dalam hal ini, pengangguran di level terendah lebih dari 50 tahun dan upah bulanan rata-rata yang telah tumbuh tanpa henti sejak Maret 2021.
"Kondisi ini mendorong mereka untuk terus berbelanja, yang selanjutnya dapat mendorong inflasi," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/2).
Hal ini membuat pasar berekspektasi bahwa The Fed akan konsolidasi lebih lanjut untuk kenaikan suku bunga agresif tahun ini. Dolar AS pun menjadi lebih menarik dibanding emas sehingga menyeret harga emas dunia menjauh dari target bullish di US$ 2.000 per ons troi.
Sebagai pengingat, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin menjadi 4,50%-4,75% dalam siklus pengetatan moneter yang dimulai pada Maret 2022.
Dua tahun wabah virus corona menyebabkan pengeluaran bantuan triliunan dolar yang memompa ekonomi dan memicu inflasi yang tak terkendali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News