Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terangkat. Data ekspor CPO dari Indonesia dan Malaysia yang meningkat, berhasil membalikkan pelemahan harga yang terjadi pada awal pekan ini.
Harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember 2013, Rabu (16/10), pukul 16.00 WIB, naik 1,23% menjadi RM 2.391 per ton dibanding Senin (14/10). Dalam sebulan, harga CPO menanjak 1,92%.
Laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan, ekspor CPO di Agustus mencapai 1,64 juta metrik ton atau naik 11% jika dibandingkan dengan angka ekspor periode bulan sebelumnya.
Sementara, laporan Dewan Sawit Malaysia memperlihatkan ekspor CPO dari Malaysia selama September naik 5,2% menjadi 1,61 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Surveyor Intertek juga melaporkan, ekspor CPO Malaysia selama 15 hari pertama bulan Oktober 2013, mencapai 781.043 ton, atau naik 6,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Lembaga riset Commtrendz Risk Management Services Pvt. memprediksi, permintaan CPO dari India sebagai importir terbesar, cenderung meningkat jelang festival Diwali pada 3 November. "Minyak sawit menjadi pilihan untuk kebutuhan masyarakat di musim festival," ujar Gnanasekar Thiagarajan, Direktur Commtrendz seperti dikutip Bloomberg.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pada saat bersamaan harga CPO juga mendapat katalis positif dari proyeksi persediaan CPO Malaysia pada 2014 akan menyusut 1,5 juta-1,6 juta ton. Ia memperkirakan, penguatan harga CPO kemungkinan besar masih akan berlanjut, meski tidak akan mampu melebihi level harga RM 2.500 per ton.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures juga memprediksi, penguatan harga CPO akan berlangsung sampai akhir tahun. "Namun penguatan ini masih akan dihalangi sentimen krisis anggaran di AS," katanya.
Secara teknikal, Ariston bilang, sepekan ke depan, kemungkinan besar harga CPO masih berpotensi menguat. Stochastic berada di level 62 dan masih bergerak naik ke area jenuh beli. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di bawah 0 tapi cenderung bergerak ke atas.
Ariston memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO akan menguat di kisaran RM 2.300-RM 2.500 per ton. Sementara itu Wahyu memperkirakan, dalam sepekan ke depan harga CPO akan menguat di kisaran RM 2.300-2.400 per ton. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News