Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengumuman data ekonomi Jepang yang cukup bagus, tidak memicu pergerakan mata uang yen (JPY) terdorong naik. Akibatnya, nilai tukar yen masih tersungkur di hadapan mata uang dunia lain. Mengutip Bloomberg, Jumat (27/3) hanya pasangan USD/JPY yang turun 0,05% ke 119,13 dibanding hari sebelumnya. Sedangkan pasangan EUR/JPY naik tipis 0,01% menjadi 129,73. GBP/JPY melesat 0,22% ke 177,36.
Data ekonomi Jepang Jumat (27/3) antara lain household spending bulan Februari 2015, turun 2,9% atau melorot dibandingkan bulan sebelumnya yakni turun 5,1%. Tokyo Core CPI Maret 2015 sesuai prediksi, tak berubah di 2,2%. Tingkat pengangguran di Februari 2015 membaik dan sesuai prediksi 3,5%. Data penjualan ritel Februari 2015 turun 1,8% atau di atas prediksi, turun 1,4%.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, mengatakan, Gubernur The Fed, Janet Yellen, Sabtu (28/3), mengatakan, akan melihat konsistensi data ekonomi yang positif dan menargetkan kenaikan suku bunga The Fed secara bertahap. Pernyataan ini tak cukup memuaskan pelaku pasar. Sedangkan pendapatan domestik bruto (PDB) AS kuartal IV-2014 stagnan 2,2%, tak sebaik prediksi 2,4%. Sehingga indeks USD melorot 0,14% ke posisi 97,29 di akhir pekan.
Dari sisi Jepang, pengumuman data ekonomi yang variatif menopang yen. Namun pelemahan USD/JPY tak mengubah tren bullish pasangan ini. Sedangkan EUR/JPY naik tipis, cenderung konsolidasi karena pengaruh penguatan EUR terhadap USD yang melemah. "Penguatan tak bisa tajam karena pasca penyerangan Arab Saudi ke Yaman membuat permintaan terhadap safe haven, seperti yen melonjak naik," kata Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.
GBP/JPY menguat cukup pesat terdorong pernyataan Gubernur Bank of England (BoE), Mark Carney yang akan menaikkan suku bunga. "Hasilnya, GBP rebound," kata Gema Goeyardi, Direktur PT Astronacci International.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News