Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Poundsterling melemah terhadap beberapa mata uang dunia lainnya. Rilis data produk domestik bruto (PDB) Inggris yang membaik pada kuartal II-2013 ternyata tak berimbas positif.
Hingga Kamis (25/7) pukul 17.30 WIB, pasangan GBP/USD melemah 0,22% ke 1,5281 dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara, pasangan GBP/JPY turun 0,6% ke 152,62. Dan pairing EUR/GBP naik 0,15% menjadi 0,86321.
Badan Statistik Nasional Inggris mencatat PDB Inggris di kuartal II-2013 naik 0,6% dibandingkan kuartal I-2013 yang hanya naik 0,3%. Sektor jasa, produksi, konstruksi dan agraria tumbuh pertama kali, sejak kuartal III-2010. Meski demikian, poundsterling belum bisa menguat. Analis menduga, pasar hanya berharap stimulus tetap dipertahankan.
"Berita besar yang sedang dinantikan adalah Bank Sentral Inggris (ECB) tetap mempertahankan suku bunga yang rendah pada waktu yang cukup lama dan menjaga yield obligasi," kata Kathleen Brooks, Direktur Riset di London, seperti yang dikutip Bloomberg. Dia yakin, jika dua hal tersebut tetap dipertahankan poundsterling bisa menguat.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures mengatakan, data PDB tersebut belum meyakinkan pasar. Sisi lain, data ekonomi Amerika Serikat (AS) tentang penjualan rumah justru positif. Imbasnya, dollar AS menguat. Saat ini, pasar juga masih menunggu data dari AS terkait data klaim pengangguran.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures pun sepakat bahwa pergerakan poundsterling tergantung data klaim pengangguran AS. "Jika ada bagus, dapat menekan pasangan GBP/USD," dia. Tapi, jika data pengangguran AS meningkat, dollar AS akan melemah dan sebaliknya poundsterling bisa menguat.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures menambahkan, pertumbuhan iklim Jerman meningkat di Juli memberatkan langkah poundsterling. Ini mengindikasikan, ekonomi terbesar di Eropa pulih dan 17 negara bisa keluar dari resesi panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News