kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Data ekonomi lesu, bursa AS kecewa


Selasa, 02 Desember 2014 / 07:00 WIB
Data ekonomi lesu, bursa AS kecewa
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Pyongyang, Korea Utara tahun 2019.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat (AS) turun untuk perdagangan hari kedua pada hari Senin (1/12). Data penjualan pada Black Friday dan kondisi ekonomi China yang lebih lemah dibanding ekspektasi, memudarkan niat investor untuk berbelanja saham. 

Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,7% menjadi 2.053,44 pada penutupan pukul 16:00 waktu New York. Ini merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir. Dow Jones Industrial Average turun 51,44 poin atau 0,3% menjadi 17.7768,8. 

Indeks yang memperdagangkan saham-saham teknologi, Nasdaq 100 kehilangan 1,2%. Sebanyak 7,6 miliar saham berpindah tangan di bursa AS kemarin, 13% lebih tinggi ketimbang rata-rata harian dalam tiga bulan terakhir. 

S&P 500 jatuh sampai 0,8% ketika saham Apple mengalami penurunan terbesar dalam perdagangan intrahari dalam 11 bulan terakhir. Saham-saham maskapai yang rally di pekan lalu menjelang libur akhir tahun, dilanda aksi ambil untung.

Saham segera bergerak menanjak lagi setelah Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan, data manufaktur AS tak banyak bergerak yaitu 58,7 di bulan November, turun dari bulan sebelumnya di level 59. 

Sekadar informasi, level 50 menunjukkan, manufaktur suatu negara masih berekspansi. Indeks di bawah itu, menunjukkan kondisi pabrik-pabrik mulai kesulitan dan berkontraksi.

Data dari penjualan Thanksgiving juga membuat pasar kecewa. Pasalnya, penjualan di musim belanja selama 4 hari sampai 30 November itu, turun 11% ketimbang periode yang sama tahun lalu, menurut data National Retail Federation (NRF). 

Selain itu, China kemarin mengumumkan Purchasing Managers' Index di level 50,3 untuk bulan November, di bawah prediksi pasar 50,5. Sedangkan PMI dari HSBC Holdings Plc dan Markit Economics malah turun sampai 50. 

"Data ekonomi China menyebabkan investor berhenti sejenak tentang pertumbuhan ekonomi. Kalau harga minyak bisa stabil, akan berdampak positif bagi pasar," kata Bill Schultz, Chief Investment Officer di McQueen, Ball & Associates di Pennsylvania, pada Bloomberg.

Indikator ekonomi lesu tersebut menutup potensi kenaikan dari harga minyak. Kemarin harga minyak rebound dan mendorong perbaikan harga saham sektor energi. Harga West Texas Intermediate (WTI) naik 4,3% ke US$ 63,72 per barel. 

Alhasil, Exxon Mobil dan Chevron mencatat kenaikan terbesar di indeks Dow. Occidental Petroleum Corip naik 3,8% dan ConocoPhillips menanjak 2,6%.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×