Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Poundsterling cenderung melemah terhadap beberapa mata uang. Ini akibat dari data ekonomi Inggris yang tak mendukung.
Akibatnya, Rabu (13/2) sampai pukul 17.02 WIB, pasangan EUR/GBP terkoreksi 0,86% ke 0,8609. Begitu juga dengan GBP/USD, melemah 0,16% ke 1,5650. Sementara, pairing GBP/AUD terkoreksi 0,42% menjadi 1,5132.
Ini terjadi lantaran ada spekulasi Bank of England (BoE) akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, setelah ada pengumuman tingkat inflasi. Pelaku pasar menduga, BoE masih akan mempertahankan suku bunga rendah.
"Angka inflasi yang kita lihat saat ini tidak akan menyebabkan BoE memulai pengetatan," kata Simon Smith, Kepala Ekonom FxPro Group, London kepada Bloomberg. Karena itu, dia memproyeksikan, poundsterling berpotensi melemah lebih lanjut.
Para pembuat kebijakan di Inggris mengatakan, pasca pertemuan 7 Februari, tingkat inflasi tetap di atas target 2% hingga dua tahun ke depan. "Laporan inflasi Inggris yang akan diumumkan besok (hari ini) bisa menjadi kesempatan bagi BoE untuk kembali menjadi acuan dalam kebijakan ekonomi ke depan," ungkap Rob Wood, Ekonom Bank Berenberg di London serta mantan pejabat BoE kepada Bloomberg, Rabu (13/2).
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures menambahkan, BoE mengharapkan tingkat inflasi kurang dari 2,7%. Apalagi, menurut Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, ada ketakutan akan ada penurunan peringkat utang Inggris dari sebelumnya AAA. "Tidak hanya dari Standards and Poor's (S&P), bisa juga dari beberapa lembaga peringkat lain," kata Kiswoyo.
Selain itu, muncul pula spekulasi bahwa pemerintah Inggris akan mengeluarkan stimulus ekonomi. Ini akan menjadi sentimen buruk bagi mata uang Inggris.
Beberapa data dari negara lain seperti Amerika Serikat menunjukkan ada perbaikan. Presiden Obama pernah menyampaikan keyakinan akan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
Analis SoeGee Futures, Nanang Wahyudin pun yakin poundsterling masih akan melemah karena ekonomi dalam negeri Inggris masih belum menunjukkan perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News