Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun sifatnya terbatas, ruang penguatan rupiah masih cukup terbuka pada perdagangan Jumat (6/7) besok. Hal ini didukung oleh rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berpotensi negatif.
Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pemerintah AS akan merilis data neraca perdagangan dan data non-farm payroll di negara tersebut pada Jumat nanti. Para pelaku pasar berekspektasi ekspor AS akan lebih rendah ketimbang kegiatan impornya. Begitu pula dengan data non-farm payroll yang diprediksi berkurang.
“Ada potensi indeks dollar AS melemah besok sehingga pelaku pasar memanfaatkannya untuk membeli rupiah,” imbuhnya.
Hanya saja, potensi penguatan rupiah cukup terbatas. Pasalnya, konflik perang dagang kian memanas. Bahkan, konflik tersebut telah melebar. Tidak hanya melibatkan AS dan China, tapi juga Eropa, Kanada, hingga Meksiko.
Para pelaku pasar sendiri tengah mewaspadai dampak diberlakukannya kebijakan tarif impor AS terhadap China pada perdagangan besok. Di samping itu, AS dan Eropa juga masih saling ancam terkait kebijakan tarif impor.
Tekanan rupiah juga bertambah mengingat Jumat dini hari nanti Federal Reserves akan merilis FOMC minutes. Ibrahim memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.320—Rp 14.410 per dollar AS pada perdagangan besok.
Adapun pada hari ini (5/7), kurs rupiah di pasar spot kembali melemah 0,22% ke level Rp 14.394 per dollar AS. Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia melemah 0,30% ke level Rp 14.387 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News