kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Data China dan Australia Kerek Bursa Asia


Jumat, 12 Februari 2010 / 09:10 WIB
Data China dan Australia Kerek Bursa Asia


Reporter: Sandy Baskoro, Avanty Nurdiana | Editor: Test Test

JAKARTA. Kinerja mayoritas indeks bursa saham di kawasan Asia Pasifik kembali mengkilap. Data-data ekonomi di Australia dan China menjadi penggerak utama indeks di kawasan ini.


Kemarin (11/2), indeks Shanghai ditutup naik 0,10% menuju 2.985. Indeks Hang Seng juga melompat 1,85% menjadi 20.290,69. Di Australia, harga saham Commonwealth Bank of Australia naik 2,3% dipicu naiknya data pekerja melebihi estimasi para analis. Dus, indeks saham S&P/ASX 200 ditutup naik 0,91% ke posisi 4.554,3.


Biro Pusat Statistik Australia mencatat, jumlah tenaga kerja pada Januari 2010 bertambah 52.700 orang dibandingkan Desember 2009. Angka ini melampaui estimasi 21 ekonom, yang memperkirakan 15.000 orang. Di bulan yang sama, tingkat pengangguran Australia melorot menjadi 5,3% dari semula 5,5%.

Membaiknya performa indeks bursa saham Asia Pasifik juga tergambar dalam laju indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang. Sampai pukul 17:19 WIB kemarin, indeks ini naik 1,8% menjadi 388,44. Selain dipengaruhi data-data ekonomi Australia, bursa saham Asia juga terkerek data ekonomi China. Kemarin, China mengumumkan inflasi tahunan di Januari 2010 sebesar 1,5%, lebih rendah dari Desember 2009 sebesar 1,9%.


Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang berpendapat, sudah saatnya indeks bursa saham Asia rebound. Sebab, posisi indeks di kawasan ini telah merosot cukup tajam. Terhitung sejak dua pekan terakhir ini, indeks di bursa Asia jatuh 5%-10%.
Kenaikan bursa Asia juga didorong oleh harga sejumlah komoditas dunia. Sampai pukul 16.00 WIB kemarin, harga minyak mentah WTI pengiriman Maret 2010 sudah mencapai US$ 78,81 per barel.


Menurut perkiraan Kepala Riset Valbury Asia Securities Krishna Dwi Setiawan, pekan depan indeks saham Asia masih berpotensi naik 2%-3%. "Sebab, harga saham-saham di bursa Asia sudah turun jauh dari valuasinya," kata dia.
Adapun sampai akhir tahun ini, Edwin memperkirakan indeks bursa saham Asia berpeluang tumbuh 15%-20% dari posisi kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×