Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) masih terus memeriksa Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) 49 perusahaan efek atau sekuritas. Dari pemeriksaan sementara, Bapepam -LK memastikan modal lima sekuritas masih aman.
Catatan saja, pemeriksaan atas 49 sekuritas tersebut adalah tahap awal pemeriksaan terhadap kekuatan modal perusahaan sekuritas di Indonesia. Kini, tercatat ada 121 sekuritas. "Yang baru kami lihat ada lima yang masih aman," ujar Nurhaida, Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK, Jumat (23/1).
Dari total sekuritas tersebut, aktivitas perdagangan dua sekuritas berhenti sementara, yakni PT Sarijaya Permana Sekuritas serta PT Dinar Securities. Pertanyaannya, bagaimana dengan modal 44 perusahaan sekuritas yang lain? Sayang, Nurhaida enggan menjelaskan kondisi mereka saat ini.
Nah, selain memeriksa MKBD, pemeriksaan ini juga bertujuan melihat kekuatan keuangan sekuritas dalam menghadapi krisis keuangan global. Maka, Bapepam akan memeriksa sekuritas lainnya.
Sayang, setelah hampir satu bulan menggelar pemeriksaan, Bapepam-LK belum juga mengumumkan hasilnya. Nurhaida menjelaskan, pengumuman hasil pemeriksaan akan molor karena ada berapa sekuritas yang belum menyerahkan dokumen pemeriksaan secara lengkap.
N.D. Moerdani, Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia berharap agar Bapepam-LK bisa segera mengumumkan hasil pemeriksaan itu. Dia menyarankan, jika investor ragu, sebaiknya mereka memilih sekuritas berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Atau sekuritas yang merupakan perusahaan terbuka," katanya.
Yang jelas, pemeriksaan Bapepam-LK ini telah membuat nyali perusahaan sekuritas bergetar. Sebagai contoh Dinar Securities, yang memilih mengajukan penghentian sementara aktivitas transaksi secara sukarela (voluntary suspend).
Hingga kini, tak jelas apa yang terjadi di Dinar. Yang pasti, Dinar memiliki tagihan repurchase agreement (repo saham) kepada PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) senilai Rp 30 miliar.
Sudah begitu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), MKBD terakhir Dinar Securities hanya tersisa sekitar Rp 8,3 miliar.
Data MKBD Dinar terus merosot sejak 7 Januari 2009. Waktu itu, MKBD Dinar masih Rp 29,65 miliar. Tapi, jumlah itu kemudian turun lagi menjadi Rp 12,59 miliar pada 19 Januari. Dus, MKBD Dinar telah merosot Rp 21 miliar dalam waktu dua pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News