Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bisnis yang ketat memacu PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) terus berupaya menjadi digital infrastructure company terdepan. Terbaru melalui aksi akuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), perusahaan dengan portofolio utama jaringan fiber optik
Emiten berkode saham MTEL itu mendapatkan tambahan kepemilikan fiber optik sepanjang 8.101 km setelah menandatangani perjanjian jual beli saham UMT dengan PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur (PPIN) dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan (YKKPP) pada awal pekan ini.
Akuisisi ini langkah strategis Mitratel meningkatkan pertumbuhan bisnis dan mendukung pemerataan akses telekomunikasi melalui penyediaan infrastruktur yang lengkap dan berkualitas bagi operator seluler di penjuru negeri
Pasca transaksi, Mitratel akan memperoleh potensi tambahan pendapatan sesuai dengan kontrak yang sebelumnya milik UMT dengan billable length (pendapatan dari aset yang dapat ditagih) sepanjang 12.524 kilometer. “Tambahan pendapatan ini dapat dikonsolidasikan dalam laporan keuangan perseroan pasca transaksi,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko menyatakan, akuisisi ini juga bernilai strategis dalam memperkuat ekosistem bisnis menara telekomunikasi dan meningkatkan penguasaan pangsa pasar Mitratel dalam bisnis fiber to the tower (FTTH).
“Aset fiber yang kami akuisisi ini lokasinya tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. Hal ini sejalan dengan arah ekspansi industri telekomunikasi di masa depan dalam rangka menyongsong era implementasi teknologi 5G serta menyasar sejumlah daerah pertumbuhan ekonomi baru,” kata Teddy, Kamis (5/12).
MitBaca Juga: Tumbuh Signifikan, Mitratel (MTEL) Bakal Genjot Bisnis Fiber Optik
Dengan tambahan 8.101 km fiber dari aksi korporasi tersebut, Mitratel kini memiliki jaringan fiber lebih dari 47.800 km. Per akhir September 2024, Mitratel memiliki 39.714km fiber optik. Berdasarkan jumlah tersebut, 56% aset fiber optik tercatat berada di luar pulau Jawa dan 44% berada di pulau Jawa.
“Mitratel akan terus melakukan ekspansi secara selektif bukan hanya di bisnis menara namun juga di bidang fiber optik dan jasa penunjang lainnya,” tegas Teddy.
Dalam laporan keuangan per 30 September 2024 (Q3 2024), Mitratel membukukan pendapatan dari bisnis fiber sebesar Rp 274 miliar, melejit 89,5% dari tahun sebelumnya dan mengkontribusi sebesar 4% dari total pendapatan Mitratel.
Setelah transaksi ini, kontribusi pendapatan dari bisnis fiber akan terus meningkat. Menurut Teddy, pendapatan bisnis fiber Mitratel hingga sembilan bulan pertama tahun 2024, yang tumbuh hampir 90% year on year (yoy) merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan.
"Ke depan kami akan fokus mengembangkan bisnis fiber ini dengan program monetisasi aset publik untuk meningkatkan market share, menyongsong era teknolgi 5G dan memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis," terang Teddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News