kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat Suntikan Dana, Kinerja Kimia Farma (KAEF) Bisa Terdongkrak


Senin, 14 November 2022 / 18:55 WIB
Dapat Suntikan Dana, Kinerja Kimia Farma (KAEF) Bisa Terdongkrak
ILUSTRASI. Kimia Farma (KAEF) dan anak usahanya Kimia Farma Apotek mengantongi komitmen investasi sebesar Rp 1,86 triliun.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

ONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA) mengantongi komitmen investasi sebesar Rp 1,86 triliun atau US$ 120 juta dari sovereign wealth fund China, Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority (INA). 

Head of Research Jasa Capital Utama Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menilai kalau investasi ini berjalan dengan mulus, maka kinerja emiten pelat merah ini bisa terdongkrak secara signifikan. 

"Hal ini mengingat bisnis Kimia Farma bisa ekspansi semakin luas, bahkan hingga ke skala internasional," ucap dia kepada Kontan.co.id, Senin (14/11). 

Baca Juga: INA dan SRF Bakal Investasikan Rp 1,86 Triliun di BUMN Farmasi

SFR maupun INA juga bakal berpartisipasi dalam Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue KAEF yang telah mendapatkan restu dari pemegang saham. 

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama menyebut masuknya kedua investor ini bakal membuka peluang pasar dan jaringan KAEF, baik dari sisi ritel dan layanan kesehatan hingga ke luar negeri. 

"Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan KAEF, sehingga mampu  meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Kimia Farma yang lebih baik,” tutur dia. 

Adapun KAEF membukukan pendapatan mencapai Rp 4,4 triliun di semester pertama 2022. Raihan ini melorot 20,4% dari sebelumnya Rp 5,5 triliun di periode yang sama tahun 2021. 

Baca Juga: Bio Farma Group Targetkan Mampu Produksi 28 Bahan Baku Obat Hingga 2024

Kimia Farma  mencatat kerugian bersih Rp 205,12 miliar di semester pertama 2022. Padahal pada periode yang sama tahun lalu KAEF masih mencatat laba bersih Rp 57,6 miliar.

Cheril menilai kinerja KAEF masih akan dibayangi oleh kenaikan harga baku akibat inflasi dan pelemahan rupiah. Umumnya bahan baku emiten farmasi masih kebanyakan impor. 

"Di sisi lain, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jadi sentimen positif bagi KAEF. Sementara, lonjakan kasus Covid-19 bisa jadi katalis positif jangka pendek," imbuh dia. 

Lebih lanjut, Cheril merekomendasikan buy pada KAEF dengan target harga Rp 1.500 per saham. Adapun sahan KAEF ditutup melesat 24,79% ke posisi Rp 1.485 per saham pada Senin (14/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×