Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kendati Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) perseroan sempat merosot lantaran turunnya harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Danareksa Sekuritas tampaknya belum berencana menjual saham maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
"Kami masih yakin dengan Garuda. Kami lihat Garuda punya banyak program baru dan itu diharapkan bisa menaikkan harga Garuda," kata Direktur Utama PT Danareksa (Pesero) Edgar Ekaputra, Jumat (15/4).
Optimisme Danareksa juga didasarkan pada rekam jejak IPO sejumlah BUMN. Danareksa mencatat, dari 16 BUMN yang sudah IPO, 14 BUMN menorehkan kenaikan harga berlipat-lipat dari harga IPO-nya.
"Garuda juga akan mengikuti. Kebetulan kemarin saat pertama kali dilepas, pasar sedang tidak bagus. Tapi selama kinerja Garuda bagus, kenapa harus takut?" ucap Edgar.
Ia tak menampik turunnya harga GIAA dibandingkan penawaran perdana pada level Rp 750 sempat membuat MKBD Danareksa tergerus. Namun, hal tersebut tak lantas membuat posisi MKBD Danareksa mendekati ambang batas, yakni Rp 25 miliar.
"Mengurangi MKBD tapi tidak sampai mengganggu. Sebelumnya pada level di atas Rp 350 miliar, sekarang menjadi sekitar Rp 250 miliar," katanya.
Edgar menambahkan, saat ini memang ada sejumlah investor institusi yang berminat membeli saham GIAA. Akan tetapi, sejauh ini Danareksa belum melihat perlunya menjual GIAA.
"Kami tidak ada tekanan untuk menjual saham Garuda, termasuk dari sisi likuiditas. Investor memang banyak yang menayakan (untuk membeli) tapi sampai saat ini kami belum ada rencana menjual. Kalaupun menjual, kami tentu inginnya di atas harga IPO," ungkap Edgar.
Pada penutupan perdagangan Jumat, (15/4) GIAA bertengger di level Rp 540 atau telah turun sebanyak 28% dari harga IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News