Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pasar saham dan obligasi yang tertekan sepanjang Juli mengakibatkan dana kelolaan reksadana ikut terpangkas. Berdasarkan data PT Infovesta Utama, total dana kelolaan seluruh reksadana per Juli 2013 sebesar Rp 189,85 triliun. Jumlah ini menyusut 2,79% dibandingkan total dana kelolaan di bulan sebelumnya yang sebesar 195,30 triliun.
Hampir seluruh jenis reksadana mengalami penurunan dana kelolaan. Reksadana saham misalnya, dana kelolaan merosot hampir Rp 4 triliun menjadi Rp 86,956 triliun. Adapun dana kelolaan reksadana campuran turun 4,16% menjadi Rp 21,582 triliun. Reksadana pendapatan tetap anjlok 1,51% menjadi Rp 28,902 triliun.
Hanya reksadana pasar uang yang tercatat meraih kenaikan dana kelolaan sebesar 0,15% menjadi Rp 12,173 triliun. Maklum, reksadana jenis ini relatif minim risiko. Di tengah pasar yang sedang fluktuatif seperti bulan lalu, reksadana pasar uang menjadi salah satu instrumen yang dinilai cukup aman.
Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Yulius Manto mengatakan, penurunan dana kelolaan sepanjang bulan Juli disebabkan oleh pasar saham dan obligasi yang bergejolak. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan koreksi hingga 4,32% setelah anjlok 4,93% pada bulan Juni 2013.
Masih bisa tumbuh
Ambil contoh, dana kelolaan reksadana saham milik Batavia bertajuk Batavia Dana Saham Optimal tergerus dari Rp 394,205 miliar menjadi Rp 390,222 miliar di Juli dari bulan sebelumnya. Meski begitu, Yulius bilang, hingga akhir tahun ini dana kelolaan reksadana masih berpotensi tumbuh. Sebab, koreksi pasar dimanfaatkan sebagian investor untuk menambah dana investasi alias top-up.
Saat ini, posisi dana kelolaan Batavia mencapai Rp 12,7 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari dana reksadana terproteksi sebesar Rp 4,2 triliun. "Targetnya dana kelolaan tahun ini bisa mencapai Rp 16 triliun dengan menggenjot dana kelolaan reksadana saham," ujar dia.
Penurunan dana kelolaan juga dialami PT Schroders Investment Management Indonesia. Berdasarkan fund fact sheet perusahaan ini, posisi dana kelolaan Schroders dari Rp 55 triliun per akhir Juni 2013 turun menjadi Rp 52,97 triliun pada akhir Juli 2013.
Viliawati, analis PT Infovesta Utama mengungkapkan, ada dua hal yang menyebabkan dana kelolaan reksadana tergerus. Pertama, akibat perubahan nilai pasar aset dasar portofolio reksadana seperti saham dan obligasi. Ini terjadi ketika pasar saham dan obligasi terkoreksi. Kedua, perubahan unit penyertaan (UP) reksadana yang dipengaruhi oleh aksi subscription ataupun redemption oleh investor.
Namun data Infovesta menunjukkan, total UP reksadana di Juli tumbuh 1,04% menjadi Rp 116,521 miliar ketimbang bulan sebelumnya. UP yang mengalami pertumbuhan adalah reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana terproteksi dan ETF. Sementara sisanya mengalami penurunan. Artinya, penurunan dana kelolaan terjadi memang lantaran pasar memang sedang koreksi.
Vilia menilai, momentum koreksi umumnya dimanfaatkan investor untuk menambah investasinya. Ini untuk memperoleh harga yang lebih murah. “Secara umum dana kelolaan akan naik hingga akhir tahun,” kata Vilia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News