Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Direktur PT Jaya Agra Wattie Bambang S Ibrahim mengungkapkan, perseroan belum dapat mengumumkan berapa persisnya kebutuhan dana yang ingin didapat dari rencana penawaran saham publik (intial public offering/IPO). Sebelumnya, sempat diberitakan perusahaan perkebunan ini merencanakan meraup dana sekitar Rp 700 miliar.
"Belum tentu segitu dananya (Rp 700 miliar). Maaf, kami belum bisa menyebutkan angka karena masih dalam proses di Bapepam-LK," ujar Bambang, Senin (18/4).
Yang pasti, perolehan dana IPO akan dioptimalkan untuk ekspansi usaha produk karet dan kelapa sawit. "Kami ingin memperluas lahan untuk kedua komoditas tersebut. Kami menargetkan dalam lima tahun ke depan luas lahan bertambah dua kali lipat dari yang sudah ada sekarang, yaitu 62.000 hektare," jelas Bambang.
Jaya Agra Wattie berusaha di empat komoditas, yakni karet, kelapa sawit, kopi, dan teh. Saat ini, karet berkontribusi 55%-58% terhadap pendapatan, sawit menyumbang 35% terhadap pendapatan, sementara sisanya berasal dari kopi dan teh.
Dari total luas lahan saat ini sebesar 62.000 hektare, kurang lebih 43% telah ditanami. Sisanya merupakan cadangan lahan yang berprospek dikembangkan.
Bambang menambahkan, target penambahan lahan dikhususkan untuk sawit di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Saat ini, Jaya Agra Watie sudah memiliki pabrik pengolahan sawit pertama dengan kapasitas 45 ton/jam di Kintap, Kalimantan Selatan.Sementara untuk karet seluruh pabriknya berlokasi di pulau Jawa.
"Ke depan kami ingin fokus di karet dan kelapa sawit dengan komposisi pendapatan seimbang," ujar Bambang.
Catatan saja, perseroan berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester pertama ini. "Tidak lewat dari bulan Juni," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News